Thursday 24 November 2016

Ternyata Allah Belum Mengizinkan

Dear blogger, pada akhirnya tanggal 27 Oktober kemarin aku haid. Gausah tanya bagaimana perasaanku yah. wkwkwkw.

hmmm, hari ini pun aku haid hari ketiga. alhamdulillah 'ala kulli hal, wallahi, mungkin ini bulan terkuat aku selama ini. Kalau dulu-dulu setiap kali aku merasakan tetesan darah itu keluar, aku pasti langsung menghubungi suamiku dan mengabarkannya tentang berita duka ini, kemudian ada tetesan air dari kelopak mata yang tak pernah mampu untuk kubendung. tears.

Tapi bulan ini, aku benar-benar melewatinya dengan tenang. tanpa setetes airmata pun. bahkan mampu melafadzkan hamdalah tanpa ragu.

Kalian tahu apa yang membuat aku menjadi sekuat ini? Aku tidak menangis bukan karena airmataku telah habis. Bukan karena aku telah benar-benar putus asa. Bukan, sungguh bukan karena itu.

Aku kuat karena di bulan ini aku sangat dekat dengan Al-Qur'an. di bulan ini pula pada akhirnya aku mengkhatamkan bacaan Qur'anku pasca ramadhan.

Alhamdulillah, saat ini aku sedang mengikuti kursus tahsin tilawah qur'an di Al-Manar, Utan Kayu. Setiap sabtu dan minggu pukul 09.00-11.00 wib. seneeeng banget rasanya...niat aku ikut tahsin memang bukan sekadar memperbaiki bacaan qur'an tapi juga berharap dengan ikut tahsin aku bisa terpecut untuk benar-benar mencintai Al-Qur'an ini. Bi'idznillah, Allah kabulkan harapan itu dan aku ingin menjaga rasa cinta ini sampai mati.

kalian tahu dear? melanggengkan diri untuk membaca Al-Qur'an setiap hari tanpa alpha, ditambah mencoba untuk menghayatinya adalah obat hati yang sangat amat mujarab. Al-Qur'an adalah obat penguat bagi hati-hati yang lemah. Obat optimis bagi jiwa-jiwa yang pesimis. 

Datangilah tempat-tempat yang di dalamnya Ayat-Ayat Allah dibacakan. Niscaya disana malaikat berkumpul dan Allah menurunkan rahmatNya. Seperti tempat tahsin al-manar ini. Alhamdulillah, di sela-sela pembelajaran tahsin, ustadz kami selalu dan selalu menyelipkan nasihat dan motivasi agar kami senantiasa dekat dengan Al-Qur'an. Agar jangan pernah lupa untuk bersama dengan Al-qur'an. Agar jangan sampai melewati hari tanpa tilawah Al-Qur'an. Bahkan sebisa mungkin mengawali hari dengan Al-Qur'an dan menutup hari juga dengan Al-Qur'an, bukan dengan gadget dan sosial media. 

Alhamdulillah, dekat dengan Al-Qur'an menjadikanku begitu mudah untuk bangun di sepertiga malam bahkan tanpa ada rasa kantuk yang mengganggu shalat. Padahal dulu, untuk bisa bangun di sepertiga malam rasanya susah minta ampun, kalaupun bisa ngantuknya luar biasa... 

dalam keheningan malam, kepada pemilik ruh setiap manusia, kepadaNya aku berdoa agar Dia mengizinkanku untuk menjadi seorang ibu.

Wahai para bunda yang tengah menanti kehadiran si buah hati, buang jauh-jauh segala prasangka buruk kita kepada Allah. Dan hadirkan segala puja dan puji untukNya. Sungguh, Dialah Allah, yang begitu besar kasih dan sayangNya kepada kita. Dia yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita.

Inilah ujian yang harus kita hadapi. Bukan karena kita buruk, bukan karena kita tidak pantas, tetapi karena kitalah orang-orang yang dipilihNya untuk menerima ujian semacam ini. Ya, orang-orang terpilih. yang bila kita mampu melewati ujian ini dengan penuh keridhoan akan keputusanNya, niscaya Allah akan meridhoi diri kita. KeridhoanNya lah yang kelak akan mengantarkan kita ke jannahNya.

Nabi Ibrahim dan Nabi Dzakaria juga mengalami ujian yang serupa dengan kita. Apakah orang semulia mereka tidak pantas menjadi seorang ayah? tidak pantas memiliki keturunan? Tentu mereka sangat pantas, kan?

mereka mengajari kita untuk jangan pernah bosan untuk berharap kepadaNya. Dan yakinlah bahwa Allah tidak akan pernah mengecewakan hambaNya. Lihat bagaimana akhirnya ketika doa mereka terjawab. Nyatanya, kemudian Allah izinkan dari rahim istri-istri mereka terlahir keturunan yang juga mulia.

bunda, mungkin saat ini Allah sedang mempersiapkan kita untuk menjadi sebaik-baik orangtua. sebab tugas kita sebagai orangtua bukan sekadar mengandung dan melahirkannya saja kan? tetapi ada proses yang lebih panjang setelah itu, proses yang kita sebut dengan pendidikan.

bukankah ibu adalah sekolah pertama bagi anak? Maka persiapkanlah sekolah yang terbaik untuknya. perbaiki dan terus perbaiki diri kita. Agar kelak saat Allah percayakan kehadirannya dalam rahim kita, niscaya kita telah benar-benar siap menjadi seorang ibu baginya. seorang ibu yang mulia lagi penuh tauladan. aamiiiin allahumma aamiiin.


1 comment: