Teman-Teman,
kalian tahu Palang Merah Indonesia (PMI)? Kalo denger Palang Merah Indonesia,
biasanya kita langsung kebayang dengan darah. Eh, ngeri amat? Hehehe. Nggak
bisa dipungkiri, PMI berjasa sangat besar untuk keselamatan masyarakat
Indonesia. Bagi kita yang nggak pernah merasakan kehilangan banyak darah karena
operasi atau kecelakaan, ataupun nggak pernah merasakan rasanya takut
kehilangan ketika seseorang yang kita sayang kehilangan banyak darah dan
membutuhkan transfusi darah segera, kita pasti nggak benar-benar memahami
betapa besarnya jasa PMI untuk kita!
Saya sebenarnya sempat bertanya-tanya ketika mendengar cerita perjuangan saudara saya yang malam-malam datang ke PMI mencari stok darah untuk kakak saya yang baru saja operasi. Katanya, kantung darah itu dibandrol harga ratusan ribu. “Mengapa bayar? Bukankah setiap orang yang datang mendonorkan darahnya tidak memungut bayaran kepada PMI? Lantas, mengapa PMI memungut bayaran kepada orang yang membutuhkan darah? Wah, apa jangan-jangan ada unsur komersial disini?” Disitu saya merasa heran! Dan mungkin, pertanyaan ini juga terlintas di kepala banyak orang yang akhirnya merasa kecewa dan hilang kepercayaan terhadap PMI. Termasuk saudara saya itu, dia termasuk orang yang senang mendonorkan darahnya melalui PMI, tapi ketika dia datang ke PMI untuk meminta stok darah dan bayar, dia merasa kecewa. Ya, Kecewa!
Tapi untungnya, saya bukan orang yang mudah terprovokasi oleh suatu berita. Saya merasa perlu untuk melakukan croscek terhadap berita tersebut untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Alhamdulillah, setelah saya mencari tahu lewat mbah google, akhirnya kecurigaan saya pada PMI hilang seketika.
Penasaran kenapa kita donor darah gratis, tapi kok yang butuh darah malah bayar? Temen, kita HARUS TAHU kalau darah yang telah kita donorkan itu tidak bisa langsung disalurkan kepada penerima kecuali setelah melalui beberapa tahap. Proses sejak darah diterima dari pendonor hingga darah benar-benar siap diberikan kepada yang memerlukan, memakan waktu kurang lebih selama ENAM JAM. Proses yang harus dilalui setelah darah di dapat dari pendonor adalah darah tersebut ditampung dalam sebuah wadah yang dinamakan plastic bag yang harus diimpor dari luar negeri (yang tentunya plastic itu tidak gratis), setelah darah ditampung kemudian dipisahkan menjadi komponen : Trombocyte, Plasma segar beku(FFP), sel darah merah pekat (PRC), Anti Hemophili Factor (AHF), cairan plasma, sel darah merah pekat miskin lekosit. Lalu melalui pemeriksaan 4 macam penyakit yaitu : HbsAg, HCV, HIV, Syphilis yang diperiksa secara elisa dan single test agar memastikan darah tersebut benar-benar sehat dan baik untuk penerima. Kemudian darah itu disimpan dengan setiap komponen darah mempunyai suhu dan masa penyimpanan yang berbeda sampai akhirnya sampai ke tangan yang membutuhkan. Proses sepanjang dan serumit itu tentu memakan biaya yang mahal.
Jadi, sudah tahu ya? Jangan salah sangka lagi, ya? Uang yang kita bayarkan itu BUKAN untuk MEMBELI DARAH. Melainkan adalah biaya pemeliharaan dan pengolahan darah, perekrutan donor, pengadaan kantung, bahan pakai modis dan non medis, pemeriksaan Hb, uji saring penyakit, uji cocok serasi, penggantian alat, pemeliharaan, dan biaya penunjang lainnya.
Jangan dibiasakan berburuk sangka sebelum benar-benar tahu duduk perkara, okey? Daripada menimbulkan masalah lebih baik kita cari solusinya!
Apa ya solusinya?
Saya sebenarnya sempat bertanya-tanya ketika mendengar cerita perjuangan saudara saya yang malam-malam datang ke PMI mencari stok darah untuk kakak saya yang baru saja operasi. Katanya, kantung darah itu dibandrol harga ratusan ribu. “Mengapa bayar? Bukankah setiap orang yang datang mendonorkan darahnya tidak memungut bayaran kepada PMI? Lantas, mengapa PMI memungut bayaran kepada orang yang membutuhkan darah? Wah, apa jangan-jangan ada unsur komersial disini?” Disitu saya merasa heran! Dan mungkin, pertanyaan ini juga terlintas di kepala banyak orang yang akhirnya merasa kecewa dan hilang kepercayaan terhadap PMI. Termasuk saudara saya itu, dia termasuk orang yang senang mendonorkan darahnya melalui PMI, tapi ketika dia datang ke PMI untuk meminta stok darah dan bayar, dia merasa kecewa. Ya, Kecewa!
Tapi untungnya, saya bukan orang yang mudah terprovokasi oleh suatu berita. Saya merasa perlu untuk melakukan croscek terhadap berita tersebut untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Alhamdulillah, setelah saya mencari tahu lewat mbah google, akhirnya kecurigaan saya pada PMI hilang seketika.
Penasaran kenapa kita donor darah gratis, tapi kok yang butuh darah malah bayar? Temen, kita HARUS TAHU kalau darah yang telah kita donorkan itu tidak bisa langsung disalurkan kepada penerima kecuali setelah melalui beberapa tahap. Proses sejak darah diterima dari pendonor hingga darah benar-benar siap diberikan kepada yang memerlukan, memakan waktu kurang lebih selama ENAM JAM. Proses yang harus dilalui setelah darah di dapat dari pendonor adalah darah tersebut ditampung dalam sebuah wadah yang dinamakan plastic bag yang harus diimpor dari luar negeri (yang tentunya plastic itu tidak gratis), setelah darah ditampung kemudian dipisahkan menjadi komponen : Trombocyte, Plasma segar beku(FFP), sel darah merah pekat (PRC), Anti Hemophili Factor (AHF), cairan plasma, sel darah merah pekat miskin lekosit. Lalu melalui pemeriksaan 4 macam penyakit yaitu : HbsAg, HCV, HIV, Syphilis yang diperiksa secara elisa dan single test agar memastikan darah tersebut benar-benar sehat dan baik untuk penerima. Kemudian darah itu disimpan dengan setiap komponen darah mempunyai suhu dan masa penyimpanan yang berbeda sampai akhirnya sampai ke tangan yang membutuhkan. Proses sepanjang dan serumit itu tentu memakan biaya yang mahal.
Jadi, sudah tahu ya? Jangan salah sangka lagi, ya? Uang yang kita bayarkan itu BUKAN untuk MEMBELI DARAH. Melainkan adalah biaya pemeliharaan dan pengolahan darah, perekrutan donor, pengadaan kantung, bahan pakai modis dan non medis, pemeriksaan Hb, uji saring penyakit, uji cocok serasi, penggantian alat, pemeliharaan, dan biaya penunjang lainnya.
Jangan dibiasakan berburuk sangka sebelum benar-benar tahu duduk perkara, okey? Daripada menimbulkan masalah lebih baik kita cari solusinya!
Apa ya solusinya?
Sebelumnya kita perlu tahu bahwa PMI
adalah organisasi nirlaba atau organisasi yang tidak komersial (mencari
keuntungan). PMI ini bergerak di bidang kemanusiaan. Jika selama ini yang kita
tahu bahwa PMI identik dengan DONOR DARAH, ya itu memang tidak salah. Hanya
saja kurang lengkap, teman. PMI tidak hanya berkutat dengan urusan donor darah
saja, tapi juga bantuan dapur umum di lapangan saat terjadi bencana, pelayanan kesehatan, dan pelayanan ambulans. Selain itu PMI juga melakukan pelayanan dukungan psikososial bagi korban terdampak bencana, pelayanan pemulihan hubungan keluarga, pembinaan generasi muda dan relawan, pengolahan air bersih, dan sosialisasi atau diseminasi kepalangmerahan.
Nah, tentunya… PMI butuh dana yang tidak sedikit untuk melancarkan programnya. Jika kita membantu PMI dengan menyalurkan donasi kita, In syaa Allah itu akan sangat membantu PMI dalam menjalankan tugas mulianya dan mudah-mudahan kalau semakin banyak yang jadi donator nanti PMI bisa menurunkan biaya administrasi darah sebab PMI mendapat subsidi dari para donator. Hehehehe…
Jadi, saran saya mumpung kita lagi memasuki Bulan Dana PMI (mudah-mudahan sih bisa rutin ngasih donasi, nggak Cuma di bulan dana PMI aja), ayo peduli bantu sesama dengan memberi donasi ke palang merah dengan no rekening sebagai berikut:
Nah, tentunya… PMI butuh dana yang tidak sedikit untuk melancarkan programnya. Jika kita membantu PMI dengan menyalurkan donasi kita, In syaa Allah itu akan sangat membantu PMI dalam menjalankan tugas mulianya dan mudah-mudahan kalau semakin banyak yang jadi donator nanti PMI bisa menurunkan biaya administrasi darah sebab PMI mendapat subsidi dari para donator. Hehehehe…
Jadi, saran saya mumpung kita lagi memasuki Bulan Dana PMI (mudah-mudahan sih bisa rutin ngasih donasi, nggak Cuma di bulan dana PMI aja), ayo peduli bantu sesama dengan memberi donasi ke palang merah dengan no rekening sebagai berikut:
- Bank BCA Kantor Cabang Utama Thamrin Nomo Rekening : 206-38-1794-5 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
- Bank MANDIRI Kantor Cabang Kramat Raya Nomor Rekening : 123-00-17091945 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
- Bank DKI Kantor Cabang Utama Juanda Nomor Rekening : 101-03-17094-7 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
Berapapun
yang mampu anda berikan, sungguh banyak jiwa yang terselamatkan. In syaa Allah.
Ane juga mengira dulu begitu gan. "masa yang perlu darah mesti bayar? bukanya pendonor memberikan darah gratis?". Sempat ngedumel juga, karena waktu itu ada keluarga yang kena Anemia Aplastic yang memerlukan lebih dari tiga puluh kantong dalam dua pekan.
ReplyDeleteTapi setelah dapat penjelasan soal kantong dan proses pembuatan darah itu, saya jadi ngeh.
ya walaupun keluarga itu akhirnya tutup usia, tapi beban suami dan orang tuanya tidak bertambah berat karena uang pembayaran itu juga telah ditanggung oleh Jamkesda