Monday 29 July 2019

Empat Setengah Tahun

"Mas, kita udah 4 tahun, 6 bulan, 3 hari bersama lho." Kataku pada suamiku semalam. Ah, begitu cepat waktu berlalu. Dan ya, kami masih berdua disini. Belum ada riuh tangis dan tawa anak-anak di dalam rumah ini.... empat setengah tahun, ternyata sudah "selama" itu kami menunggu hadirnya anak-anak di madrasah yang kami bangun sejak 25 Januari 2015 ini. Qadarullah.

Berapa banyak tanya tentang kehamilan yang sampai kepada kami? Tak terhitung jumlahnya. Berapa banyak saran program kehamilan yang ditujukan kepada kami? Banyak pula jumlahnya. Terimakasih atas perhatian saudara/i dan kawan sekalian serta doa-doanya. Insya Allah, percayalah kami tidak diam saja tanpa ikhtiar. Tidak perlu tahu berapa juta uang yang telah kami keluarkan untuk mengusahakan itu. Hanya saja, bukan kuasa kami untuk menciptakan seorang makhluk paling mulia di rahim ini. Manusia.

Empat setengah tahun menikah dan kini usiaku telah menginjak dewasa, 25 tahun. Kusibukkan hari dengan merajut rasa syukur kepada Allah subhanahu wa ta'ala. Ya, aku tak lagi memusingkan diri dengan apa yang saat ini belum aku miliki, aku tak lagi memenuhi pikiranku dengan apa yang saat ini belum juga Allah beri. Aku terus dan terus belajar untuk senantiasa husnuzhon atas segala takdir yang Allah gariskan untukku. Aku percaya, Allah akan selalu memberikan yang terbaik untuk aku dalam segala lini kehidupanku...

Empat setengah tahun adalah waktu yang sangat patut aku syukuri karena selama itu Allah telah mengizinkan pernikahanku dan suamiku ini bertahan meski beratnya ujian demi ujian di awal pernikahan. Alhamdulillah, manis-manisnya pernikahan telah kunikmati saat ini. So, buat teman-teman yang masih merasakan pahit getirnya rumahtangga di usia 1-3 tahun pernikahan, bersabarlah... Sebab sebagaimana kamu baru belajar menjadi istri yang sholeha, demikian juga dia baru belajar menjadi suami yang sholeh. Namanya belajar, pasti ada saat dimana kita jatuh pada kesalahan... Salah dalam mengambil keputusan, salah dalam bertindak, salah dalam berpikir. Bahkan mungkin salah dalam niat.

Empat setengah tahun, aku bersyukur kepada Allah, telah dihalalkannya untukku seorang teman hidup yang mendukung segala aktivitas belajar dan mengajarku. Begitu banyak hal yang aku dapatkan selama 4,5 tahun ini... Atas izin Allah, ridho serta dukungan suami aku telah sampai dipenghujung kuliah S1-ku, mohon doa kawan semua agar aku mampu menyelesaikan skripsi ini tepat waktu. 4, 5 tahun pula aku telah mengenyam berbagai pendidikan mulai dari tahsin, tahfidz, bahasa arab, kepenulisan, dan tentu semua itu dengan biaya dari kantong suamiku. Aku hanya dapat mendoakan semoga Allah berkahi rizkinya selalu dan dijadikannya setiap rupiah yang ia keluarkan sebagai pemberat amalan baiknya. Pun semoga ilmu yang kudapat ini akan bermanfaat untuk banyak orang disekitarku.


Thursday 24 November 2016

Ternyata Allah Belum Mengizinkan

Dear blogger, pada akhirnya tanggal 27 Oktober kemarin aku haid. Gausah tanya bagaimana perasaanku yah. wkwkwkw.

hmmm, hari ini pun aku haid hari ketiga. alhamdulillah 'ala kulli hal, wallahi, mungkin ini bulan terkuat aku selama ini. Kalau dulu-dulu setiap kali aku merasakan tetesan darah itu keluar, aku pasti langsung menghubungi suamiku dan mengabarkannya tentang berita duka ini, kemudian ada tetesan air dari kelopak mata yang tak pernah mampu untuk kubendung. tears.

Tapi bulan ini, aku benar-benar melewatinya dengan tenang. tanpa setetes airmata pun. bahkan mampu melafadzkan hamdalah tanpa ragu.

Kalian tahu apa yang membuat aku menjadi sekuat ini? Aku tidak menangis bukan karena airmataku telah habis. Bukan karena aku telah benar-benar putus asa. Bukan, sungguh bukan karena itu.

Aku kuat karena di bulan ini aku sangat dekat dengan Al-Qur'an. di bulan ini pula pada akhirnya aku mengkhatamkan bacaan Qur'anku pasca ramadhan.

Alhamdulillah, saat ini aku sedang mengikuti kursus tahsin tilawah qur'an di Al-Manar, Utan Kayu. Setiap sabtu dan minggu pukul 09.00-11.00 wib. seneeeng banget rasanya...niat aku ikut tahsin memang bukan sekadar memperbaiki bacaan qur'an tapi juga berharap dengan ikut tahsin aku bisa terpecut untuk benar-benar mencintai Al-Qur'an ini. Bi'idznillah, Allah kabulkan harapan itu dan aku ingin menjaga rasa cinta ini sampai mati.

kalian tahu dear? melanggengkan diri untuk membaca Al-Qur'an setiap hari tanpa alpha, ditambah mencoba untuk menghayatinya adalah obat hati yang sangat amat mujarab. Al-Qur'an adalah obat penguat bagi hati-hati yang lemah. Obat optimis bagi jiwa-jiwa yang pesimis. 

Datangilah tempat-tempat yang di dalamnya Ayat-Ayat Allah dibacakan. Niscaya disana malaikat berkumpul dan Allah menurunkan rahmatNya. Seperti tempat tahsin al-manar ini. Alhamdulillah, di sela-sela pembelajaran tahsin, ustadz kami selalu dan selalu menyelipkan nasihat dan motivasi agar kami senantiasa dekat dengan Al-Qur'an. Agar jangan pernah lupa untuk bersama dengan Al-qur'an. Agar jangan sampai melewati hari tanpa tilawah Al-Qur'an. Bahkan sebisa mungkin mengawali hari dengan Al-Qur'an dan menutup hari juga dengan Al-Qur'an, bukan dengan gadget dan sosial media. 

Alhamdulillah, dekat dengan Al-Qur'an menjadikanku begitu mudah untuk bangun di sepertiga malam bahkan tanpa ada rasa kantuk yang mengganggu shalat. Padahal dulu, untuk bisa bangun di sepertiga malam rasanya susah minta ampun, kalaupun bisa ngantuknya luar biasa... 

dalam keheningan malam, kepada pemilik ruh setiap manusia, kepadaNya aku berdoa agar Dia mengizinkanku untuk menjadi seorang ibu.

Wahai para bunda yang tengah menanti kehadiran si buah hati, buang jauh-jauh segala prasangka buruk kita kepada Allah. Dan hadirkan segala puja dan puji untukNya. Sungguh, Dialah Allah, yang begitu besar kasih dan sayangNya kepada kita. Dia yang paling tahu apa yang terbaik untuk kita.

Inilah ujian yang harus kita hadapi. Bukan karena kita buruk, bukan karena kita tidak pantas, tetapi karena kitalah orang-orang yang dipilihNya untuk menerima ujian semacam ini. Ya, orang-orang terpilih. yang bila kita mampu melewati ujian ini dengan penuh keridhoan akan keputusanNya, niscaya Allah akan meridhoi diri kita. KeridhoanNya lah yang kelak akan mengantarkan kita ke jannahNya.

Nabi Ibrahim dan Nabi Dzakaria juga mengalami ujian yang serupa dengan kita. Apakah orang semulia mereka tidak pantas menjadi seorang ayah? tidak pantas memiliki keturunan? Tentu mereka sangat pantas, kan?

mereka mengajari kita untuk jangan pernah bosan untuk berharap kepadaNya. Dan yakinlah bahwa Allah tidak akan pernah mengecewakan hambaNya. Lihat bagaimana akhirnya ketika doa mereka terjawab. Nyatanya, kemudian Allah izinkan dari rahim istri-istri mereka terlahir keturunan yang juga mulia.

bunda, mungkin saat ini Allah sedang mempersiapkan kita untuk menjadi sebaik-baik orangtua. sebab tugas kita sebagai orangtua bukan sekadar mengandung dan melahirkannya saja kan? tetapi ada proses yang lebih panjang setelah itu, proses yang kita sebut dengan pendidikan.

bukankah ibu adalah sekolah pertama bagi anak? Maka persiapkanlah sekolah yang terbaik untuknya. perbaiki dan terus perbaiki diri kita. Agar kelak saat Allah percayakan kehadirannya dalam rahim kita, niscaya kita telah benar-benar siap menjadi seorang ibu baginya. seorang ibu yang mulia lagi penuh tauladan. aamiiiin allahumma aamiiin.


Wednesday 26 October 2016

Detik-Detik Penantian

24 Oktober 2016

Kalau berdasarkan perhitungan aplikasi My Calender. Dengan siklus haid 27, maka semestinya aku haid pada tanggal 24 Oktober ini. Alhamdulillah si merah belum dataang. Semoga enggak dateng yaaa, aamiiiiin.


25 Oktober 2016

Pernikahan kami pada hari ini genap 1 tahun 9 bulan... masih soal waswas apakah akan haid atau nggak. Dan iseng-iseng tespek. wkwk. Masih garis 1. yaiyalaaah.

26 Oktober 2016

Sampai pagi ini, saat menulis ini, aku belum juga haid. Alhamdulillah, semoga nggak haid yaaaa.

Tapi-tapi....hmm, bulan kemarin kan haid tanggal 28 yah. Kalo kata mama, ini belum dikatakan telat datang bulan, lha wong maih tanggal 26, kalau dah lewat tanggal 28 baruu deh tuh bisa dibilang telat.

Wallahi, 1 tahun 9 bulan menikah, nggak pernah yang namanya telat haid kalau patokannya adalah tanggal yang sama dengan bulan kemarin. Sama sekali nggak pernah. Bahkan bisa dibilang ini sistem reproduksi aku tuh ontime banget dah. Kalau di aplikasi My Calender prediksi aku haid tanggal 1 ya tanggal 1 aku pasti haid. Yah, meski pernah juga beberapa kali telat 2 hari dari yang diprediksi sih. Biasanya nih, kalau aku emang rada telat dari yang diprediksi maka hari inilah aku haid. Mudah-mudahan enggaaa.

Harapan itu pasti ada. Tapi aku percaya sama kehendak Allah. Allah jauh lebih tahu kapasitas aku saat ini. Apakah ini waktu yang tepat untuk hamil dan punya anak... Apakah harapan itu akan Allah wujudkan di bulan ini? Aku yakin bahwa setiap rencanaNya adalah kebaikan untukku dan suami.

Allah yang Maha Tahu keadaan kami saat ini. Kami hanya dapat ikhtiar dan berdoa untuk kemudian menyerahkan segala hasil akhirnya kepada Allah yang Maha Kuasa.

Aku sadar betul, bahwa terciptanya seorang manusia dalam rahim seorang wanita, murni hak Allah, hanya kuasa Allah yang dapat mempertemukan sel telur dan sel sperma untuk kemudian menjadikannya makhluk Allah.

Aku percaya bahwa telah jelas tertulis dalam Lauhul Mahfudz, kapan waktunya dari rahim ini akan tercipta seorang anak cucu adam. Pena telah diangkat dan tinta telah kering. Keputusan tentang itu semua sudah jelas tertera dalam kitabNya. Maka kami sebagai makhlukNya hanya dapat memohon kepadaNya, benar-benar hanya kepadaNya. Dan senantiasa berhusnuzhon kepadaNya.

Karena punya anak sekarang atau nanti pun adalah ujian juga. Pilihannya adalah apakah dengan segala keadaan dan permasalahan yang kita alami di dunia ini tetap menjadikan kita beriman kepadaNya? Atau justru kita menjadi lalai lagi alpha.

Bahwa dalam setiap nikmat yang diberikanNya untuk kita, sekecil apapun itu, harus kita syukuri.
Dan dalam setiap ujian yang diberikanNya kepada kita, sebesar apapun itu, harus tetap sabar dalam menghadapi.

Selalu teringat dengan motto hidupku, 
"PERCAYALAH DI TANGAN ALLAH SEMUA AKAN BAIK-BAIK SAJA"

Back to laptop

***Saat ini perut lagi sesekali kram***

Nggak ada gejala kehamilan sih yang kayak aku baca-baca di artikel ibu hamil. Makanya aku lagi dag dig dug jugaa. Kenapa nggak ada gejala kehamilan? Aku tanya kakak aku, katanya dia waktu belum ketahuan hamil juga nggak merasa ada gejala. Duh mudah-mudahan samaaa.

Yang beda dari aku saat ini cuma;

Nafsu makan yang menggila. Kalau dulu makan susah bangettt. Seuprit dah gitu paling cuma 2x sehari. Makanya jadi kurus kering badannya. Sekarang itu paraah! Pagi-pagi makan bubur kacang ijo semangkok, jam 8/9 makan nasi, jam 11 udah laper lagi. ntar jam 1 makan lagi, jam 2 nyemal-nyemil. jam 4/5 makan lagi. jam 8 juga makan nasi or nyemal-nyemil... jadi ya, nggak heran juga sih kalo dalam 2 minggu naek 1 kg. Tapi kayaknya ini efek  obat yang di kasih pak dokter deh. Seneng juga sih, kalau dedenya belom jadi, seenggaknya berat badan udah naek. hahaha. 

Ya Allah, kami pasrah ya Allah.
Kami hanya hamba yang lemah dan tak dapat menciptakan makhluk dalam rahim ini.
Wallahi, kepadaMu kami percayakan urusan ini.







 


Tuesday 25 October 2016

Pengalaman Pertama Promil di Klinik Fakhira

28 September 2016

Petang itu, sepulang kuliah, suamiku jemput dan ba'da shalat maghrib, kita langsung menuju klinik fakhira di Jl, Sawah Lunto, Manggarai.

Kami mendapat nomor urut 24. Saat registrasi ulang, ada pemeriksaan tensi darah dan timbang berat badan. Tensi darah 120/80, waduh tinggi juga yak, mungkin gegara abis berlelah-lelah di jalan, gapake istirahat dulu, langsung tensi aja. Untuk timbangan, Alhamdulillah ya Allah naek sekiloo. wkwkk. Tau nggak bahagianya orang kurus kalo naik timbangannya? Apalagi bisa ampe sekilo! Itu rasanya seneeeeng banget! haha. Ohya, mba yang meriksa pesen, nanti di usg ya, kalo mau usg, jangan pipis dulu ya, kalo mau pipis, dari sekarang deh. Saya ngangguk aja. Kebetulan nggak ada rasa pengen pipis kok. 

Abis registrasi ulang, kita langsung cus keluar klinik untuk cari makan. Akhirnya pilihanku tertuju pada warung seafood yang nggak jauh dari klinik itu, Suami mah ya terserah aku. Aku pesan sayur cumi dan suami nasi goreng. Tanpa minum, karena kita udah bawa minum sendiri. hehehe, menghemat sedikit, Alhamdulillah, kenyaang.

Saatnya kembali ke klinik dan menunggu panggilan untuk masuk ke ruang dokter. Suamiku sholat isya' di lantai 2. Aku menunggunya saja karena tepat hari itu adalah hari pertama haidku, jadi ya aku nggak sholat.

Dokter baru datang sekitar pukul 20.30 wib.  Ya Allah, rasanya lamaa sekali menunggu kehadiran beliau. Dari tadinya ketawa-tawa ama suami, sampe akhirnya beteee banget. Bete karena nahan pipis tapi gak juga dipanggil-panggil. Kalo udah bete begini siapa yang kena imbasnya? Suami. Hehehe maafkan diriku pak suami. Aku merenguuut aja. Abis sebel, aku mau pipis ditahan-tahan ama dia. Katanya aku harus komitmen, Kalo mau pipis ya tadi sebelum makan sebagaimana kata mbaknya. Kalau udah memutuskan untuk tahan pipis ya udah, tahan sampe panggilan dokter. Tapi akhirnya jam 21.30 aku memustuskan untuk pipis aja, bodolah, yang penting lega, Dan akhirnya mood aku balik lagi, nggak ngambek ke suami. (Waduh kenapa jadi ngomongin pipis yak? hehehe maaaaf!)

Jam 22. 50, akhirnya nama aku dipanggil juga. Duh aku dan suami rada deg-degan. Kamipun masuk dan duduk di kursi pasien. Dokternya nggak banyak bicara, aku langsung disuruh berbaring di kasur untuk USG. Ada Asisten dokter yang bantu aku.Setelah dioleskan krim yang dingin-dingin gitu di perut bawah, mulailah Dr. Gunawan menempelkan alat USGnya ke arah rahimku. Dan di ujung ruangan ada monitor yang menampilkan hasil USGnya. Pas lihat, aku mah nggak ngerti. Tapi dokter bilang, "Rahimnya bagus. Posisinya juga bagus. Nggak ada kista, Nggak ada myom." Alhamdulillah seneng banget denger berita ini! Usai USG, aku duduk kembali di kursi pasien. Dokter bilang, "Senin Rabu Jum'at hubungan ya. atau boleh juga selasa kamis sabtu" Aku berusaha mencerna kalimat Dr. Gunawan. Hubungan? Hubungin dokternya gitu yah? Akhirnya aku nanya; "hubungan apa, dok?"

Bidan yang lagi sibuk pun tetiba nengok ke aku, suami, dan pak dokter juga. Hahaha. Aku baru ngeeeh! Bener-bener baru ngeh kalo yang dimaksud itu hubungan badan, Dr. Gunawan ketawa, "ya hubungan badanlah..." hahaha. Ruangan yang tadinya krik-krik jadi penuh tawa. Aduh cangaaaaai, kenapa bertanya sepolos ituuuuh! Gapapalah, biar kalo dateng kesini lagi, pak dokter pasti inget aku. hahaa,

Aku diresepin obat provula 10 butir, diminum mulai hari ketiga haid, 2x1. Fungsinya untuk merangsang pembentukan sel telur lebih banyak. 2 minggu setelah hari ini, kami diminta untuk kembali lagi untuk USG dan melihat apakah telurnya sudah matang atau belum. 

Kami pun menebus obat da membayar administrasi plus booking nomor antrian untuk tanggal 12 Oktober. Alhamdulillah dapat nomer antrian 13.

12 Oktober 2016

tepat 2 minggu setelah 28 September aku kembali ke klinik Fakhira. Kali ini kami sudah tahu bahwa kami pasti akan menunggu cukup lama. Akhirnya ba'da shalat isya dan makan malam, kami memutuskan untuk tidur dulu di sofa yang ada di lantai 2, tepat depan mushola. Sepiii. Duh, nyenyaaak banget! Kira-kira jam 21.45 kita turun ke lantai 1 dan menunggu antrian. Alhamdulillah nggak sampe 15 menit dah dipanggil. hehehe.

Eh ya, kabar baiknya adalah: tadi pas timbang berat badan, ternyata aku nambah 1 kg lagi! Yeeeeey! Dalam 2 minggu, nambah 1 kg itu sebuah prestasi besaaar buat aku. haha. Seneeeng bangett.

di dalam ruag pemeriksaan.

"wah telornya banyak nih. Nah, ini yang sebelah kiri bagus nih, udah besar, siap dibuahi. Nanti malam hubungan ya."

Kemudian aku diresepin 2 obat. 1 botol Folamil Genio 30 kapsul (vitamin ibu hamil dan menyusui) dan Utrogestan 200mg 15 butir (penguat kandungan).

2 minggu lagi tespek yah.

Agak deredek sih denger pernyataan dokter. Seakan yakin banget kalau promil ini akan berhasil.
ya Allah, mudah-mudahan berhasiiil... Aamiiin!

di sepanjang perjalanan pulang, aku dan suami melayangkan pikiran masing-masing.,.

Ya Allah, besar harapan kami untuk memiliki keturunan yang shalih shaliha.
Semoga bulan ini kami berhasil untuk itu,

aamiiiiin.

Sunday 20 December 2015

Ssssst!!! Kita Donor Darah Gratis, Tapi Kok yang Butuh Darah Malah Bayar?

 lomba blog bulan dana PMI berhadiah Total Rp15 Juta

Teman-Teman, kalian tahu Palang Merah Indonesia (PMI)? Kalo denger Palang Merah Indonesia, biasanya kita langsung kebayang dengan darah. Eh, ngeri amat? Hehehe. Nggak bisa dipungkiri, PMI berjasa sangat besar untuk keselamatan masyarakat Indonesia. Bagi kita yang nggak pernah merasakan kehilangan banyak darah karena operasi atau kecelakaan, ataupun nggak pernah merasakan rasanya takut kehilangan ketika seseorang yang kita sayang kehilangan banyak darah dan membutuhkan transfusi darah segera, kita pasti nggak benar-benar memahami betapa besarnya jasa PMI untuk kita!

Saya sebenarnya sempat bertanya-tanya ketika mendengar cerita perjuangan saudara saya yang malam-malam datang ke PMI mencari stok darah untuk kakak saya yang baru saja operasi. Katanya, kantung darah itu dibandrol harga ratusan ribu. “Mengapa bayar? Bukankah setiap orang yang datang mendonorkan darahnya tidak memungut bayaran kepada PMI? Lantas, mengapa PMI memungut bayaran kepada orang yang membutuhkan darah? Wah, apa jangan-jangan ada unsur komersial disini?” Disitu saya merasa heran! Dan mungkin, pertanyaan ini juga terlintas di kepala banyak orang yang akhirnya merasa kecewa dan hilang kepercayaan terhadap PMI. Termasuk saudara saya itu, dia termasuk orang yang senang mendonorkan darahnya melalui PMI, tapi ketika dia datang ke PMI untuk meminta stok darah dan bayar, dia merasa kecewa. Ya, Kecewa!

Tapi untungnya, saya bukan orang yang mudah terprovokasi oleh suatu berita. Saya merasa perlu untuk melakukan croscek terhadap berita tersebut untuk mengetahui kebenaran yang sesungguhnya. Alhamdulillah, setelah saya mencari tahu lewat mbah google, akhirnya kecurigaan saya pada PMI hilang seketika.

Penasaran kenapa kita donor darah gratis, tapi kok yang butuh darah malah bayar? Temen, kita HARUS TAHU kalau darah yang telah kita donorkan itu tidak bisa langsung disalurkan kepada penerima kecuali setelah melalui beberapa tahap. Proses sejak darah diterima dari pendonor hingga darah benar-benar siap diberikan kepada yang memerlukan, memakan waktu kurang lebih selama ENAM JAM. Proses yang harus dilalui setelah darah di dapat dari pendonor adalah darah tersebut ditampung dalam sebuah wadah yang dinamakan plastic bag yang harus diimpor dari luar negeri (yang tentunya plastic itu tidak gratis), setelah darah ditampung kemudian dipisahkan menjadi komponen : Trombocyte, Plasma segar beku(FFP), sel darah merah pekat (PRC), Anti Hemophili Factor (AHF), cairan plasma, sel darah merah pekat miskin lekosit. Lalu melalui pemeriksaan 4 macam penyakit yaitu : HbsAg, HCV, HIV, Syphilis yang diperiksa secara elisa dan single test agar memastikan darah tersebut benar-benar sehat dan baik untuk penerima. Kemudian darah itu disimpan dengan setiap komponen darah mempunyai suhu dan masa penyimpanan yang berbeda sampai akhirnya sampai ke tangan yang membutuhkan. Proses sepanjang dan serumit itu tentu memakan biaya yang mahal.

Jadi, sudah tahu ya? Jangan salah sangka lagi, ya? Uang yang kita bayarkan itu BUKAN untuk MEMBELI DARAH. Melainkan adalah biaya pemeliharaan dan pengolahan darah, perekrutan donor, pengadaan kantung, bahan pakai modis dan non medis, pemeriksaan Hb, uji saring penyakit, uji cocok serasi, penggantian alat, pemeliharaan, dan biaya penunjang lainnya.

Jangan dibiasakan berburuk sangka sebelum benar-benar tahu duduk perkara, okey? Daripada menimbulkan masalah lebih baik kita cari solusinya!

Apa ya solusinya?

Sebelumnya kita perlu tahu bahwa PMI adalah organisasi nirlaba atau organisasi yang tidak komersial (mencari keuntungan). PMI ini bergerak di bidang kemanusiaan. Jika selama ini yang kita tahu bahwa PMI identik dengan DONOR DARAH, ya itu memang tidak salah. Hanya saja kurang lengkap, teman. PMI tidak hanya berkutat dengan urusan donor darah saja, tapi juga bantuan dapur umum di lapangan saat terjadi bencana, pelayanan kesehatan, dan pelayanan ambulans. Selain itu PMI juga melakukan pelayanan dukungan psikososial bagi korban terdampak bencana, pelayanan pemulihan hubungan keluarga, pembinaan generasi muda dan relawan, pengolahan air bersih, dan sosialisasi atau diseminasi kepalangmerahan.

Nah, tentunya… PMI butuh dana yang tidak sedikit untuk melancarkan programnya. Jika kita membantu PMI dengan menyalurkan donasi kita, In syaa Allah itu akan sangat membantu PMI dalam menjalankan tugas mulianya dan mudah-mudahan kalau semakin banyak yang jadi donator nanti PMI bisa menurunkan biaya administrasi darah sebab PMI mendapat subsidi dari para donator. Hehehehe…

Jadi, saran saya mumpung kita lagi memasuki Bulan Dana PMI (mudah-mudahan sih bisa rutin ngasih donasi, nggak Cuma di bulan dana PMI aja), ayo peduli bantu sesama dengan memberi donasi ke palang merah dengan no rekening sebagai berikut:

  • Bank BCA Kantor Cabang Utama Thamrin Nomo Rekening : 206-38-1794-5 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
  • Bank MANDIRI Kantor Cabang Kramat Raya Nomor Rekening : 123-00-17091945 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
  • Bank DKI Kantor Cabang Utama Juanda Nomor Rekening : 101-03-17094-7 atas nama PMI DKI JAKARTA Panitia Bulan Dana PMI Provinsi DKI Jakarta.
Berapapun yang mampu anda berikan, sungguh banyak jiwa yang terselamatkan. In syaa Allah.

Tuesday 24 November 2015

Nak, Ayah dan Bunda Menunggu Kehadiranmu


Nak, besok usia pernikahan Ayah dan Bunda tepat 10 bulan.
Sungguh, tidak terasa... waktu berjalan begitu cepat.
Bulan demi bulan berlalu, dan kamu belum juga hadir diantara Ayah dan Bunda.

Nak, Ayah dan Bunda merindukan kehadiranmu.
Disini, kami sering membicarakanmu.
Membicarakan rencana Ayah dan Bunda akan masa depanmu.
Membicarakan tentang harapan Ayah dan Bunda terhadapmu.

Saat Bunda sangat merindukan kehadiranmu, ada Ayahmu yang siap memeluk hangat Bunda. Saat Bunda menangis karena merindukanmu, ada tangan Ayahmu yang menghapus setiap jejak airmata Bunda. Saat Bunda lupa cara bersabar, ada Ayahmu yang mengingatkan Bunda. Saat Bunda tidak ingat caranya berhusnuzhon, ada Ayahmu yang menasihati Bunda dengan penuh cinta.

Kami percaya pada Allah, Nak.

Saturday 21 November 2015

Membuat Sarapan Lebih Istimewa: Nasi Ulam, Bihun Goreng, dan Scramble Egg


Salah satu hal yang dapat menyenangkan hati suami adalah memiliki istri yang pintar masak.
Ah, setidaknya mau belajar untuk menyajikan makanan-makanan enak yang memanjakan lidah suami.

Pagi ini, saya mencoba resep yang baru saya baca tadi malam di toko buku Gramedia. (Baca doang, nggak beli, hehehe). Buku tentang resep-resep menyajikan sarapan yang antimainstream. Jadilah saya memilih untuk memasak nasi ulam, bihun goreng, plus scramble egg. Di tambah hangatnya teh tubruk sebagai minuman.

Resep untuk nasi ulam:
1. Nasi 2 piring
2. Parutan kelapa 1/4 butir
2. 3 siung bawang putih
3. Garam secukupnya
4. Margarin untuk menumis
5. Penyedap rasa (optional)
6. Potongan daging ayam kecil-kecil

Cara membuat:

Thursday 19 November 2015

Sayang... Selamat Tidur



Sayang...
Selamat tidur.

Aku melihat wajahmu begitu lelah.
Aku menatap haru disisimu.

Allah, laki-laki ini, dulunya bukan siapa-siapaku.
Tapi hari ini, lelahnya bahkan untuk memenuhi kebutuhanku.
Tapi hari ini, keringatnya bahkan untuk menafkahi aku.

Madu Hitam Pahit - Rp70.000 Aja!


Madu Hitam Pahit Ar-Rahmah - Rp70.000
Obat berbagai macam penyakit
Minat? sms/wa : 085716896449 (Suryani/saya sendiri)

“Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah: “Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di pohon-pohon kayu, dan di tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman yang bermacam-macam warnanya (madu), di dalamnya terdapat obat menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Tuhan bagi orang yang memikirkan.” [QS. An-Nahl : 68-69]

Mungkin kita pikir, madu itu hanya berwarna keemasan. Tapi ternyata, ribuan tahun yang silam, Allah telah mengabarkan bahwa madu itu bermacam-macam warnanya. Masyaa Allah. Luar biasa, ya! Ada madu keemasan sebagaimana yang kita tahu, ada madu putih, ada madu hitam, dll.

Saudaraku, apa kau percaya akan kebenaran Al-Qur’an? Atau… masih ada keraguan yang menghantui pikiranmu? Dulu, sebelum kau melihat adanya madu-madu selain madu keemasan, mungkin engkau akan bertanya, “benarkah bahwa madu itu bermacam-macam warnanya?” Dan lihatlah saudaraku, semakin berkembangnya pengetahuan manusia mengenai obat herbal, akhirnya ditemukanlah madu hitam. Sungguh, Mahabenar Allah dengan segala firmanNya.

Kemudian, saudara mungkin masih bertanya-tanya, “benarkah di dalam madu terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia?” Sungguh, saya percaya, tiada dusta dalam ayat-ayatNya.

Ah, saya ini mau berdakwah atau berdagang? Hehe, kalau hanya berdagang, saya hanya dapat uang. Tapi kalau disela-sela dagang saya menyelipkan dakwah, in syaa Allah, saya juga dapat pahala. aamiiin.

Telah hadir dihadapan saudara, Madu Hitam Pahit Plus Propolis Ar-Rohmah, meski rasanya pahit, madu dengan komposisi: Madu, Propolis, Habbatussauda Oil, Sambiloto, Brotowali, Mahoni, dan Herbal Lain Hingga 100% tapi khasiat dan kegunaan madu hitam pahit ini luar biasa, yakni:

Menstabilkan tekanan darah
Menormalkan kadar gula dalam darah
Mengurangi kadar kolesterol jahat
Mengatasi asma dan sesak nafas
Mengatasi asam urat
Meningkatkan daya tahan tubuh
Menghilangkan masuk angin
Memperkuat fungsi liver
Mengatasi masalah pencernaan
Memperkuat kinerja ginjal

Thursday 29 October 2015

Pak Idi: Dekat dengan Anak Yatim dan Duafa Membuat Hidup Saya Tak Terduga!


Pak Idi, dengan sebutan itu saya biasa memanggilnya. Beliau adalah orang begitu menginspirasi diri saya. Berbicara dengannya membuat saya banyak menemukan hikmah dan pelajaran yang tak didapat di bangku sekolah.

Sepuluh tahun yang lalu, persisnya tahun 2005. Pak Idi kedatangan tamu istimewa. Seorang hamba Allah yang meminta pertolongannya. Berharap agar Pak Idi dapat membantu biaya sekolah anaknya yang saat itu sudah "nunggak" beberapa bulan. Awalnya Pak Idi heran, mengapa orang tersebut datang kepada Pak Idi? Pak Idi bukan orang kaya. Hidupnya pun terlihat sederhana. Rumahnya saja masih ngontrak. Namun, satu hal yang Pak Idi percaya, bahwa orang itu datang kepadanya atas kehendak Allah swt. Mungkin Allah menganggapnya orang yang "mampu". Pak Idi pun menyanggupi. Dirogoh sakunya dalam-dalam, diberikanlah uang itu kepada hamba Allah yang datang tersebut. Sejak itu, tak jarang orang-orang yang menemui kesulitan mengetuk pintu rumahnya untuk meminta bantuan.