Biasanya, saya shalat dhuha usai mengajar anak-anak murid. Kira-kira pukul 10.45 WIB. Suatu waktu, kawan sesama guru bertanya kepada saya, "Shalat apa bu? Memangnya jam segini waktu dhuha masih ada?", "Setahu saya masih, bu.", "Soalnya saya pernah shalat dhuha jam segini, terus di tegor sama teman saya, katanya jam segini udah bukan waktu dhuha. Hmm emang banyak pendapat sih ya. Ada juga yang bilang waktu dhuha itu sampai sebelum zuhur. Sejak itu saya jadi nggak dhuha jam segini lagi." Kata teman saya yang mengundang rasa penasaran bagi saya.
Karena penasaran dengan waktu dhuha yang sebenarnya, akhirnya saya mencoba membuka web konsultasi syariah dan menemukan jawabannya melalui penuturan Ustadz Ammi Nur Baits. Ustadz Ammi Nur Baits adalah alumni Madinah International University, Jurusan Fiqh dan
Ushul Fiqh. Saat ini, beliau aktif sebagai Dewan Pembina website PengusahaMuslim.com, KonsultasiSyariah.com, dan Yufid.TV, serta mengasuh pengajian di beberapa masjid di sekitar kampus UGM.
Mulai dari 15 menit setelah terbit matahari, berakhir pada 15 menit sebelum waktu dzuhur.
Sebenarnya sampai sini pun cukup, bila kalian bosan membacanya maka sampai sini pun kalian bisa menutup tulisan ini, toh sudah tahu kesimpulannya. Tapi, kalaulah kalian mau sejenak meluangkan waktu lagi untuk melanjutkan bacaan ini, saya sarankan bertahanlah, supaya kalian tidak hanya tahu ilmu di permukaannya saja, melainkan masuk ke dasarnya Sehingga kalian bisa menjelaskan dengan ilmu ketika ada orang yang mempermasalahkan waktu shalat dhuha kalian. Meluruskan kesalahpahaman banyak orang tentang waktu shalat dhuha.
Berikut ringkasan yang saya dapat jabarkan:
Secara bahasa “Dhuha” diambil dari kata ad-Dhahwu [arab: الضَّحْوُ] artinya siang hari yang mulai memanas.
Sedangkan menurut ulama ahli fiqh, Dhuha artinya
”Waktu ketika matahari mulai meninggi sampai datangnya zawal (tergelincirnya matahari). (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 27/221).
Nah, penting untuk tahu persis kapan waktu dhuha sebenarnya, agar kita tidak terjebak pada waktu-waktu haram untuk shalat,
Ada tiga waktu di mana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami untuk melaksanakan shalat di tiga waktu tersebut atau menguburkan jenazah kami: [1] ketika matahari terbit sampai tinggi, [2] ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir dan [3] ketika matahari miring hendak tenggelam sampai benar-benar tenggelam.” (HR. Muslim no. 1926)
Dari hadits di atas, waktu dhuha diapit oleh 2 waktu haram untuk shalat; [1] Ketika matahari terbit sampai tinggi dan [2] Ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir
Timbul pertanyaan kemudian, yakni:
Ketika matahari sudah terbit, mulai kapan shalat dhuha sudah boleh dilaksanakan?
Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait waktu dhuha, sebagaian ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa waktu mulainya shalat dhuha adalah tepat setelah terbitnya matahari. Namun dianjurkan untuk menundanya sampai matahari setinggi tombak. Pendapat ini diriwayatkan An Nawawi dalam kitab Ar-Raudhah. Sebagian ulama syafi’iyah lainnya berpendapat bahwa shalat Dhuha dimulai ketika matahari sudah setinggi kurang lebih satu tombak. Pendapat ini ditegaskan oleh Ar Rofi’i dan Ibn Rif’ah.
“Satu tombak adalah 2 meter menurut standar ukuran sekarang.” (Mausu’ah Fiqhiyah Muyassarah, 2/167). Sebagian ulama’ menjelaskan, jika diukur dengan waktu maka matahari pada posisi setinggi satu tombak kurang lebih 15 menit setelah terbit.
Batas akhir waktu shalat dhuha adalah sebelum waktu haram shalat, yaitu ketika bayangan tepat berada di atas benda, tidak condong ke timur atau ke barat. Untuk menentukan batas akhir waktu dhuha, anda bisa perhatikan bayangan benda. Selama bayangan benda masih condong ke arah barat, meskipun sedikit, berarti waktu dhuha masih ada. Kemudian ketika bayangan benda lurus dengan bendanya, tidak condong ke barat maupun ke timur, waktu shalat dhuha telah habis. Karena matahari persis berada di atas benda. Ada sebagian yang memberikan acuan, kurang lebih 15 menit sebelum masuk dzuhur.
Masalahnya...
Zaman dengan rumah dan gedung serba tinggi ini, membuat kita sulit untuk mengetahui dengan persis kapan matahari terbit.
Untungnya...
di zaman ini, teknologi berkembang pesat, hingga kita bisa dengan mudah tahu jam berapa matahari terbit dan jam-jam shalat 5 waktu hanya dengan sebuah aplikasi pengingat waktu shalat yang dapat kita download melalui android kita. Canggih.
So, gampangnya...
Berpatok pada pengingat waktu tersebut, kemudian kita lihat pukul berapa matahari terbit (syuru') + 15 menit dan pukul berapa dzuhur - 15 menit. Gampang kan?
Semoga keluangan waktu dhuha ini dapat kita manfaatkan untuk mendirikan shalat dhuha. :)
Salam Dhuha, sobat.
Suryani Cangai
ما بين ارتفاع الشمس إلى زوالها
”Waktu ketika matahari mulai meninggi sampai datangnya zawal (tergelincirnya matahari). (al-Mausu’ah al-Fiqhiyah al-Kuwaitiyah, 27/221).
Nah, penting untuk tahu persis kapan waktu dhuha sebenarnya, agar kita tidak terjebak pada waktu-waktu haram untuk shalat,
Ada tiga waktu di mana Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kami untuk melaksanakan shalat di tiga waktu tersebut atau menguburkan jenazah kami: [1] ketika matahari terbit sampai tinggi, [2] ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir dan [3] ketika matahari miring hendak tenggelam sampai benar-benar tenggelam.” (HR. Muslim no. 1926)
Dari hadits di atas, waktu dhuha diapit oleh 2 waktu haram untuk shalat; [1] Ketika matahari terbit sampai tinggi dan [2] Ketika seseorang berdiri di tengah bayangannya sampai matahari tergelincir
Timbul pertanyaan kemudian, yakni:
Ketika matahari sudah terbit, mulai kapan shalat dhuha sudah boleh dilaksanakan?
Ada perbedaan pendapat di kalangan ulama terkait waktu dhuha, sebagaian ulama Syafi’iyah berpendapat bahwa waktu mulainya shalat dhuha adalah tepat setelah terbitnya matahari. Namun dianjurkan untuk menundanya sampai matahari setinggi tombak. Pendapat ini diriwayatkan An Nawawi dalam kitab Ar-Raudhah. Sebagian ulama syafi’iyah lainnya berpendapat bahwa shalat Dhuha dimulai ketika matahari sudah setinggi kurang lebih satu tombak. Pendapat ini ditegaskan oleh Ar Rofi’i dan Ibn Rif’ah.
“Satu tombak adalah 2 meter menurut standar ukuran sekarang.” (Mausu’ah Fiqhiyah Muyassarah, 2/167). Sebagian ulama’ menjelaskan, jika diukur dengan waktu maka matahari pada posisi setinggi satu tombak kurang lebih 15 menit setelah terbit.
Batas akhir waktu shalat dhuha adalah sebelum waktu haram shalat, yaitu ketika bayangan tepat berada di atas benda, tidak condong ke timur atau ke barat. Untuk menentukan batas akhir waktu dhuha, anda bisa perhatikan bayangan benda. Selama bayangan benda masih condong ke arah barat, meskipun sedikit, berarti waktu dhuha masih ada. Kemudian ketika bayangan benda lurus dengan bendanya, tidak condong ke barat maupun ke timur, waktu shalat dhuha telah habis. Karena matahari persis berada di atas benda. Ada sebagian yang memberikan acuan, kurang lebih 15 menit sebelum masuk dzuhur.
Masalahnya...
Zaman dengan rumah dan gedung serba tinggi ini, membuat kita sulit untuk mengetahui dengan persis kapan matahari terbit.
Untungnya...
di zaman ini, teknologi berkembang pesat, hingga kita bisa dengan mudah tahu jam berapa matahari terbit dan jam-jam shalat 5 waktu hanya dengan sebuah aplikasi pengingat waktu shalat yang dapat kita download melalui android kita. Canggih.
So, gampangnya...
Berpatok pada pengingat waktu tersebut, kemudian kita lihat pukul berapa matahari terbit (syuru') + 15 menit dan pukul berapa dzuhur - 15 menit. Gampang kan?
Semoga keluangan waktu dhuha ini dapat kita manfaatkan untuk mendirikan shalat dhuha. :)
Salam Dhuha, sobat.
Suryani Cangai
No comments:
Post a Comment