Da'i terbaik sepanjang zaman, yang dari kerja kerasnya tercipta manusia-manusia terbaik sepanjang masa. Tentu kita tahu siapa Da'i terbaik itu... Dialah Rasulullah saw.
Siapa yang pernah membaca buku tentang Rasulullah saw? Sebelum bicara pada tataran akhlaknya, kita pun akan terpesona ketika membaca berbagai riwayat yang menggambarkan bagaimana perawakan Rasulullah saw. Sebagai contoh mari kita simak penuturan Ummu Ma’bad Al-Khuzaiyah tentang diri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Dia menggambarkan beberapa sifat beliau di hadapan suaminya, saat beliau lewat di kemahnya dalam perjalanan hijrah ke Madinah, “Dia sangat bersih, wajahnya berseri-seri, bagus perawakannya, tidak merasa berat karena gemuk, tidak bisa dicela karena kepalanya kecil, elok dan
tampan, bagian hitam matanya sangat hitam, bulu matanya panjang, tidak mengobral bicara, lehernya panjang, matanya jelita, memakai celak mata, alisnya tipis, memanjang dan bersambung., rambutnya hitam, jika diam dia tampat berwibawa, jika berbicara dia tampak menarik, dia adalah orang yang paling elok dan menawan dilihat dari kejauhan, bagus dan manis setelah mendekat, bicaranya manis, rinci, tidak terlalu sedikit dan tidak terlalu banyak, bicaranya seakan-akan merjan yang tertata rapi dan landai, perawakannya sedang-sedang, mata yang memandangnya tidak lolos karena perawakannya yang pendek dan tidak sebal karena perawakannya yang tinggi (badannya), seakan satu dahan di antara dua dahan, dia adalah seorang dari tiga orang yang menarik perhatian, paling bagus tampilannya, mempunyai rekan-rekan yang menghormatinya, jika beliau berbiacara mereka menyimak perkataannya, jika beliau memberikan perintah, mereka bersegera melaksanakan perintahnya, dia orang yang ditaati, disegani, dikerumuni orang-orang, wajahnya tidak membereggut dan tidak pula orang yang diremehkan.”
Ah, saya jadi senyum-senyum sendiri membayangkannya. Sungguh, Rasulullah telah memberi kita contoh bagaimana seharusnya seorang da'i dalam berpenampilan.
Da'i, perhatikan betul penampilan kita. Sebab ummat melihat kita lebih dulu sebelum mendengar kita. Saya tidak katakan da'i itu harus tampan atau cantik. Saya tidak bilang kalau da'i itu harus pakai pakaian branded. Namun, saya mengingatkan khususnya pada diri pribadi dan umumnya pada teman sesama da'i, agar jangan lalai dalam menata penampilan.
Sebaik-baiknya nasihat kita, orang tidak akan betah berlama-lama disisi kita apabila kita bau badan ataupun bau mulut. Sungguh, dari mulut kitalah kata-kata nasihat dan pengingat keluar, maka pastikan bahwa mulut kita tidak bau. Kalau ada gigi bolong, segera tambal, sebab beberapa kasus bau mulut disebabkan oleh gigi yang berlubang. Rajin sikat gigi, pakai obat kumur bila diperlukan. Sungguh, buatlah orang senyaman mungkin ada di dekat kita. Ketahuilah, bau badan itu adalah hal yang sangat membuat orang lain tidak nyaman di dekat kita. Rajin mandi dan pakailah deodoran, jangan zalim dengan membiarkan bau badan kita menusuk-nusuk di hidung mad'u atau orang yang kita nasihati. Alih-alih memperhatikan, dia justru sibuk atur nafas supaya tidak mencium bau itu terlalu dalam.
Pakailah pakaian yang rapi. Bukan yang kusut dan kumal. Buanglah kaus kaki yang sudah melar ataupun bolong. Atau perbaiki kalau masih bisa diupayakan. Rajin-rajinlah shampoan, jangan tunggu kutuan dan ketombean. Hingga garuk-garuk terus tidak karuan. Ganti kerudung/peci yang rutin, jangan tunggu bau apek baru ganti. Wajah jangan sampai kucel penuh keringat. Mata jangan sampai merah menyala. Owh, sungguh, jadi da'i yang enak dipandang. Sungguh, tidak mesti rupawan, yang penting enak dipandang.
Da'i itu dilihat, sebelum didengar.
Dan Rasulullah saw. adalah da'i yang sangat enak dipandang.
Semoga kita tidak hanya mencontoh semangat dakwahnya tapi juga mencontoh caranya tampil memukau dalam berdakwah.
No comments:
Post a Comment