Sunday 22 February 2015

Nasihat Untukmu, Sayang...



Berkali-kali...
Engkau memohon padaku, "nasihati aku kak"
Saat itu aku hanya menjawab ambil air wudhu dan bacalah Al-Qur'an.

Maaf, tak selalu aku menanggapi berbagai keluh kesahmu kepadaku.
Seperti yang pernah kujelaskan, aku ingin kau tidak bergantung padaku.
Sebab, tak selamanya aku bisa disisimu, mendengarkan setiap detail perkataanmu, memberikan nasihat-nasihatku kepadamu.

Permohonan tulisan ini pun engkau yang memintanya padaku. Sungguh, banyak hutang tulisanku padamu.
Mungkin biar kutunaikan semua hutang itu di tulisan ini.

Adikku yang sholiha...
Belajarlah untuk menerima dengan penuh keridhoan atas segala hal yang terjadi pada kita.
Berhenti mengeluh! Dan jika terpaksa harus mengeluh, maka biarkan keluhan itu tercecer di atas sajadahmu.
Beberkan semua padaNya. Menangislah sekehendakmu. Katakan apapun yang ingin engkau katakan kepadaNya.

Maka, percayalah... Tiada pendengar sebaik Allah. Tiada Pemerhati sesempurna diriNya.
Dan tiada ketenangan kecuali bersama denganNya.

Aku mungkin bosan mendengar keluh kesahmu. Tapi...
Allah suka, Allah suka mendengar hambaNya mengadu.
Allah tak bosan, Allah tak kan enggan tuk mendengarkan kata demi kata yang keluar dari lisanmu.

Aku mungkin seringkali merasa sibuk untuk menanggapimu...
Atau habis kata untuk menasihatimu.
Tapi Allah... Allah takkan lalai memerhatikanmu sesibuk apapun Allah mengurus makhluk-makhlukNya...
Allah selalu punya cara untuk 'menasihati'mu, untuk memberikan pelajaran untukmu...

Sekali lagi...
Inilah aku dengan segenap ketidaksempurnaanku.
Dan Dialah Allah dengan segala kesempurnaan dalam diriNya.

Maka disini...
Seperti yang kau minta padaku.
Biar kuberi tahu satu hal tentang kekuranganmu.
Meski berat lidah berucap, tapi itulah pintamu kepadaku.

Maaf...
Engkau terlalu banyak mengeluh.

Nasihatku untukmu adikku...
Belajarlah untuk mensyukuri apapun yang Allah berikan kepada kita.
Belajarlah untuk senantiasa berbaik sangka kepada Allah atas apapun yang menimpa diri kita.
Belajarlah untuk menyadari bahwa tidak ada yang abadi di dunia ini; teman yang datang dan pergi, persahabatan yang lekat kemudian renggang, kekerabatan yang terpisah oleh jarak dan ruang... semua yang ada disisimu adalah fana dan apa yang disisi Allah lah yang kekal.
Ketika kita senang dengan sebuah pertemuan, jangan pernah lupa bahwa akan ada masa perpisahan. Ketika kita senang sebab memiliki, jangan pernah lupa bahwa ada masanya untuk kehilangan. Semuanya bergulir dan bergilir. Seerat apapun kita menggenggamnya, kalau Allah berkehendak untuk mengambilnya, ya pasti terlepas juga.

Nasihatku untukmu adikku...
Perbanyaklah berdzikir. Hubungkan apapun yang engkau lihat dan engkau dengar dengan kehadiratNya. Bahwa di setiap detail kehidupan ini terjadi atas kehendakNya. Daun yang jatuh, hujan yang turun, angin yang berhembus, petir yang menggelegar, terjadi atas izin dariNya.
Apa yang tidak Allah izinkan untuk terjadi, maka tidak akan pernah terjadi. Sekalipun kita sangaat menginginkannya. Pun apa yang Allah izinkan untuk terjadi, maka pasti akan terjadi, sekalipun kita saangaat tidak menginginkannya. Dan percayalah, Allah Mahabijaksana dan tidak mungkin menjadikan sesuatu dengan sia-sia. Segala apa yang Allah cipta selalu punya makna. Maka, jadikanlah setiap momen yang kita alami, setiap peristiwa yang kita saksikan, juga kisah yang kita dengar sebagai peningkat keimanan kita kepadaNya.

Adikku yang sholiha...
Mengeluh takkan pernah menyelesaikan permasalahan kita. Ia justru membuat derita secuil menjadi meraksasa.
Perlulah kita camkan dalam hati tentang surat Ibrahim ayat tujuh, "Jika kamu  bersyukur, niscaya Aku akan menambah nikmat kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari nikmatku, maka sesungguhnya azabKu sangat berat."

Belajarlah dari Nabi Zakaria yang berkata dengan indah, "Hanya pada Allah kuadukan kesedihanku."

***

Di samping itu...
Tentu ada kelebihanmu yang tak aku miliki.
Yang membuat aku merasa... aku perlu belajar akan hal itu padamu.
Tidak perlulah aku menyebutnya disini, sebab aku ingin engkau terus menjadi pribadi yang demikian karenaNya bukan karena pujianku.
Aku hanya dapat mendoakan, semoga Allah istiqomahkan engkau dalam kebaikan itu dan Allah juga perkenankan kebaikan itu untuk dapat aku lakukan. aamiin Allahumma aamiin.

***
Ana uhibbuki fillah ya ukhti.
Terus dan teruslah bermetamorfosa menjadi akhwat yang sholeha
Seyakin Ibunda Khadijah.
Sesuci Ibunda Maryam.
Setangguh Ibunda Asiyah.
Sebaik kepribadian Ibunda Fatimah.

Ah, semoga kita bisa menjumpai mereka di surga :)

***

Alhamdulillah, lunas sudah yaa hutang tulisanku :)

Jakarta, 12 Oktober 2014

No comments:

Post a Comment