Sunday 22 February 2015

Welcome! First Liqo



Bismillahirrahmanirrahim

Di sela-sela ngerjain tugas...
Akhirnya saya mutusin buat ninggalin sejenak dia buat nulis ini!

Nggak tau sebenernya mau nulis apa.
Cuma mau nulis.

Eh, nemu ide!

Sebelumnya...
Terimakasih, terimakasih banyak buat Allah yang sampai detik ini masih ngasih aku kesempatan buat menjadi seorang murobbiyah.
Sungguh, itu anugerah yang begitu besar buat aku. Suatu amanah yang buat aku banyak termotivasi untuk berubah. Untuk move on.
Ya, meski jatuh bangun tetap aku rasakan. Pasang surut iman tetap melanda jiwaku. Tapi... menjadi seorang murobbiyah, selalu menarik aku untuk kembali dan terus memperbaiki diri. Masih ingat betul perkataan bunda Astri Ivo di acara UNJ, "Kalau kita bisa menjadi ratunya bidadari, kenapa nggak?"
Iya, ratunya bidadari... yang mencetak bidadari-bidadari sholeha nan memesona kebaikannya. Mencetak! Itulah peran seorang murobbiyah. :)


Saudariku...
Yang in syaa Allah besok akan memulai liqo perdana dengan mad'u-mad'u kalian yang baru. Bersemangatlah!
Jangan pernah sia-siakan kesempatan ini. Ini adalah pintu maghfirahNya... Iya, ini pintu ampunanNya. Bukankah Rasulullah bersabda bahwa bagi orang-orang yang mengajarkan kebaikan maka ikan-ikan di laut, semut-semut di lubang, semua memohonkan ampunan untukmu. UNTUKMU. Luaaaar biasaaa! Mantaplah.

Jangan lupa...
Luruskan niat. Lillah lillah lillah. Kosongkan niatan untuk yang lain dan katakan "CUKUP BAGIKU ALLAH!"
Sesungguhnya, jalan ini adalah jalan yang pahit...Getir...Sulit...
Ditolak adalah hal yang biasa. Dinomorbelakangkan itu lumrah. Maka, bersabarlah!
Iya, catat baik-baik: IKHLAS, SABAR

Suatu hari...
Aku pernah datang ke istiqlal untuk liqoan bersama mad'u aku.
Ba'da sholat zuhur, ternyata ada kajian sebentar.
Di tengah keterpurukan aku saat itu karena sedih anak-anak begitu sibuk dan sangat sulit di ajak dsl...
akhirnya, di sesi tanya jawab, aku berdiri dan bertanya pada pengisi kajian itu...
"Maaf ustadz, kenapa anak jaman sekarang susaaaah banget di ajak ngaji??? Kenapa untuk hal-hal lain mereka welcome, sementara untuk kebaikan itu di nomorbelakangkan?"

Dan....
Jawaban ustadz itu menohok banget. Jlebnya tuh, disinih!

"Begitulah karakteristik dakwah. Sedikit pengikutnya. Kamu tahu? Nabi Nuh 900 tahun berdakwah dan dia hanya punya pengikut 80 orang! Bayangkan! Lah kita? Sudah berapa tahun kita berdakwah?....." banyak penjelasannya.

Sungguh, kita sedang menjalankan pekerjaannya para nabi. Maka semestinya, kita juga meniru kegigihan, kesabaran, dan keikhlasan para nabi. Coba baca deh surah Asy-Syu'ara' seluruhnya... dari awal sampai akhir. Di surah itu dikisahkan bagaimana ketika Nabi Musa, Ibrahim, Nuh, Hud, Saleh, Luth, dan Syu'aib mendakwahi kaumnya. Sungguh, mereka didustakan oleh kaumnya. Tolong perhatikan baik-baik...apa kata yang terus dan terus diulang oleh tiap-tiap nabi ketika menyampaikan dakwahnya. "Sungguh, aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku tidak meminta sesuatu imbalan kepadamu atas ajakan itu, imbalanku HANYALAH DARI TUHAN SELURUH ALAM." >>> IKHLAS!

Dan...
Mari kita saksikan kisah yang begitu mengharukan dari Nabi kita, Muhammad saw...

Bayangkanlah...
Ketika...
orang-orang yang kamu cintai dan begitu mencintai kamu meninggal dunia. Mereka itu orang-orang yang senantiasa berusaha menjagamu sepenuh kemampuan mereka. Sepeninggal mereka, orang-orang berlomba-lomba untuk membunuhmu. Orang sekampung ingin 'menghabisi'mu.
Lalu engkau pun pergi ke suatu kampung yang lain dengan harapan disana engkau bisa berdakwah dan mendapat sambutan hangat dari para penduduknya. Tapi nyatanya, kedatanganmu bahkan di sambit dengan batu hingga pelipismu berdarah-darah. Engkau berlari-lari mencari aman.
Ketika engkau berteduh di bawah kebun kurma, malaikat Jibril datang dan berkata, "Allah akan kabulkan apapun yang engkau mau. Malaikat penjaga gunung siap menimpakan gunung itu pada penduduk yang telah menyakitimu jika engkau mau."

Apa yang akan kamu lakukan?
Mungkin kalau kita ada di posisi itu, kita akan berkata, "IYA! Timpakan saja gunung ke atas mereka."

Tapi...
Nyatanya, Rasulullah tidak meminta itu!
Bahkan di titik yang paliiiing 'ngedown' ini Rasulullah MENDOAKAN mereka...
"Aku justru berharap semoga Allah berkenan mengeluarkan dari anak keturunan mereka generasi yang menyembah Allah semata, tidak menyekutukanNya dengan sesuatu apapun."

Dan ketahuilah saudaraku.... Allah memperkenankan doa itu!
Kelak, ketika banyak di antara kaum muslimiin yang murtad sepeninggal Rasulullah, maka Penduduk Thaif tetap memegang teguh syahadatnya.
:')

Maka, jika kelak engkau menemukan satu titik dimana engkau begitu berputus asa pada mad'u-mu, doakanlah mereka. Doakan mereka. Doakan mereka. Ingatlah, bagaimana Rasulullah mengajarkan kita akan kesabaran ketika ajakan dakwah bersambut lemparan batu.
Aku percaya, pasti kamu tidak akan pernah ditimpuk batu sama mad'u kalian. :D Jadi, kamu harus harus lebih sabar.

Tubikontinyu deh
Lanjut besok, ini nulis cuma ngilangin gundah  gulana aja :D
Mau ngelanjutin tugas yang belom kelar nih.

No comments:

Post a Comment