Sunday 22 February 2015

Perkenalkan, Profesi Saya Adalah ...

 
Guru TK itu...
Sesuatu! :D

Kadang, saya lelah harus menerangkan pada mereka yang bertanya:
Kenapa? Kenapa dari STM malah jadi guru TK?
Sering saya hanya jawab dengan senyum. Iya, cuma senyum.

Tapi kadang, saking banyak yang bertanya-tanya...
Saya jadi merenung sendiri.
Iya juga ya? Sekolah STM lama-lama, sampe 4 tahun, udah langsung dapet kerja, eh malah milih resign dan jadi guru TK?

Yang jelas...
Sejak awal, dari dulu, saya nggak pernah berpikir buat kerja kantoran.
Saya nggak pernah ngebayangin bahwa ijazah saya akan saya tukar untuk sebuah pekerjaan bonafit dengan gaji sekian juta.
Sama sekali nggak ada minat ke arah sana.


Saat duduk di balik meja, di hadapan laptop, mengerjakan laporan-laporan bulanan.
Ada satu hal yang sangat mengusik pikiran saya.
"Apa dengan pekerjaan ini kau berguna untuk umat?"

Saya benar-benar ingin sekali...
menjalani kehidupan yang penuh makna.
Dimana apa yang saya lakukan itu bermanfaat bagi orang lain.
Kalau saya hidup hanya untuk diri sendiri, rasanya saya malu jika nanti kembali pada Allah..
Malu saat Allah bertanya: "Yani, apa yang sudah kau lakukan untuk umat?"
Tak sampai hati, tak berani saya untuk gelengkan kepala.

Bukankah Rasulullah pernah bersabda: sebaik-baik kalian adalah yang paling banyak manfaatnya bagi orang lain.

Aku...
Ingin sekali menjadi sebaik-baik orang yang Rasul maksud itu.

Sampai akhirnya, kesempatan itu pun terbuka.
Aku di amanahkan untuk menjadi seorang guru TK.

Setiap hari, melihat wajah-wajah tak berdosa.
Bernyanyi, muroja'ah, belajar, bermain...

Ada kepuasan tersendiri ketika perlahan seorang anak mulai mengetahui huruf, angka...
Ada kesenangan dalam hati ketika sedikit demi sedikit seorang anak mulai pandai membaca dan berhitung...
Ada kebahagiaan dalam relung jiwa, ketika untuk pertama kita memperkenalkan padanya bagaimana cara berwudhu dan sholat...
Ada suka cita ketika mereka bisa menghafal surat-surat pendek, hadits, doa, juga asmaul husna...

Profesi ini...
membuat saya merasa ada.
Merasa hidup.
Dan itu yang saya butuh.

Ya, apalah artinya hidup jika kita tak berguna?

***

Profesi apapun, pasti ada sisi enak dan nggak enak.
Tapi, pandai-pandailah kita menyikapinya...
Bersyukur atas kenikmatan yang ada.
Bersabar atas kenikmatan yang mungkin tertunda.
Yang jelas, jalanilah pekerjaan kita dengan cinta.
Dengan ikhlas. Sebab, hanya rasa ikhlas yang mampu ringankan beban.
Karena, hanya rasa ikhlas yang mampu menangkal rasa kecewa.

***

Menjadi guru TK itu...
Istimewa!

Apalagi di zaman sekarang ini...
Ketika seorang Ibu banyak menyerahkan pendidikan anaknya kepada gurunya semata.
Maka, benih-benih pahala yang seharusnya di panen oleh sang Ibu, malah di panen oleh guru anaknya.

"Ajarkan anakmu al-fatihah, sebelum gurunya yang mengajarkannya", itu kata seorang ustadz di ma'had saya yang begitu terekam jelas di memori otak saya. Iya, sungguh, coba kita bayangkan... Jika kita mengajarkan seorang anak surat al-fatihah, maka selama hidupnya, ketika ia membaca minimal 17 kali surat al-fatihah sehari semalam dalam shalatnya, maka kita akan mendapat bagian dari pahalanya. Itu baru al-fatihah.

Ah, umur kita boleh pendek, tapi...
Kebaikan kita harus tetap hidup.

Usia kita boleh berakhir,
Tapi...
Kita harus pastikan bahwa kucuran pahala tetap mengalir.

Jasad boleh hilang, lapuk oleh tanah...
Tapi harus ada buah karya yang kita wariskan di dunia.

Bukan semata untuk di kenang...
Tapi untuk menjadi teladan.
Teladan yang tak usang oleh zaman.

***

Suryani
23 Juli 2014
Di kamar baru


*semoga bermanfaat*

No comments:

Post a Comment