Tuesday 24 February 2015

Keridhoan Orangtua





Keridhoan orangtua adalah pintu barokah. Hati orangtua harus dijaga bak kristal yg tak boleh pecah. Sekali saja kita menyayat hatinya, mengoyak perasaannya, melucuti kesabarannya, berhati-hatilah! Sungguh, salah satu azab yang disegerakan di dunia adalah durhaka pada orangtua.

Maka...
Ketika hidup kita terasa payah, ada baiknya kita koreksi hubungan kita dengan orangtua. Jangan-jangan ada salah yg sulit untuk dimaafkannya. Jangan-jangan ada luka dalam yang bernanah di hatinya. Sehingga rasa sakitnya menjadi hijab antara kita dengan Allah. Lukanya jadi penghalang kita dari keberkahan Allah azza wa jalla.

Salah satu kriteria saya sewaktu memilih pasangan hidup adalah ia seorang laki-laki yang menyayangi orangtua. Sering aku menyaksikan,
laki-laki cuek dengan orangtuanya. Tak peduli ada seorang ibu yang rindu ingin ditanya, "mama sehat?" Tak paham ada seorang ibu yang ingin sekali dibelikan sesuatu atau diajak pergi ke suatu tempat. Intinya, laki-laki sering lupa memberi perhatian kepada orangtuanya. Tapi... tidak denganmu. Itu salah satu hal yang membuat aku memilihmu. Berharap aku dapat barokah dari kebaikanmu pada mereka.
Ibumu adalah ibuku. Sebagai seorang wanita yang sudah tersentuh tarbiyah, aku tahu dimana posisiku. Keridhoan suami adalah keridhoan Allah. Keridhoan Allah ada pada ibumu, bukan istrimu. Hubungan antara menantu dengan mertua yang selama ini digambarkan kurang baik pada tv dan media sungguh sangat miris.
Padahal kita bisa saling mencintai satu sama lain. Sebagaimana kasih anak pada ibu dan sebaliknya. Seorang istri harus membantu suami untuk berbakti pada ibunya. Ah... aku rindu mengimaminya sholat. Rindu cerita dan tawanya. Satu hal yang belum tercapai: membantunya untuk bisa membaca ayat-ayat suciNya. Ah, ibu... terimakasih. Dari rahimmu terlahir seorang laki-laki yang kini menjadi pendamping hidupku. Yang aku mencintainya dan ia mencintaiku karenaNya.

No comments:

Post a Comment