Tuesday, 24 February 2015

Idealisme

 

Segala puji bagi Allah yang telah mengizinkan saya untuk tetap berpakaian syar'i, memakai kerudung yang terjulur tutupi dada. Ini bgian dari dakwah. Bagaimana kita bisa menunjukkan pada tamu yang datang bahwa seorang pengantin bukan untuk memamerkan aurat yang selama ini ditutupnya rapat.
Bukan untuk memperlihatkan lekuk-lekuk tubuh sang pengantin.

Miris. Banyak akhwat yang gagal mempertahankan idealismenya dalam berpakaian ketika ia mnjadi seorang pengantin. Salah dimanakah? Ini adalah pembelajaran pnting ttg bagaimana kita dapat meyakinkn orang lain bhkan membuatnya paham tentang tata cara berhias yg digariskan oleh syariat.


Tidak sedikit yang bahkan benturan itu terjadi dengan keluarga sendiri. Perbedaan pandangan itu timbul antara calon pengantin dgn orangtuanya, dgn saudara-saudaranya. Mengapa? Bisa jdi, ini indikasi kegagalan dakwah dalam keluarga. Kita paham islam sendiri, tapi belum mampu membuat keluarga kita juga memahami islam. Kita cinta islam sendiri, tapi kita belum mampu mnghadirkan rasa cinta keluarga kita terhadap agama ini.

Saya...dengan segenap kekurangan yang saya miliki, mencoba mengingatkan kepada akhowat sekalian...hari-hari menuju pernikahan akan membuat kita tahu seberapa di dengar omongan kita oleh keluarga. Hari hari menuju pernikahan akan membuat kita tahu apakah dakwah kita sampai atau tertolak di tengah-tengah mereka.

Persiapkan keluarga kalian dari sekarang. Dakwahi, ajari, tularkan semangat berislam di tengah-tengah keluarga. Dengan harapan tertinggi, kelak keluarga kita akan berkumpul lagi di surgaNya.
Jika kita bisa masuk surga sekeluarga, mengapa kita diam saja tanpa mendakwahi mereka?
Jika engkau menemukan sekitarmu gelap, mak itu berarti Allah menunjukmu untuk menjadi cahaya bagi mereka. Tugas kita bukan mengutuk kegelapan, tapi tugas kita adalah menyalakan sinar yang kita miliki dan jdilah penerang.

No comments:

Post a Comment