Sunday 13 January 2013

Lagi-Lagi Tentang Kisah Di Angkot :)


Serem ya? Hari gini naek angkot bagi perempuan tuh rawan buu!
Tapi, ada kisah "lucu" (eh,lucu gak yah?) nano nano deh pokoknya yang saya rasa.

5 Januari 2013, menjelang magrib, seusai acara SILAKBAR 5

Saat itu, saya dan 3 Panitia Silakbar lainnya naik angkot 36.
Saat kami naik, hanya ada 2 Penumpang, Seorang Ibu dengan anaknya. Mereka duduk di kursi 4. sedangkan kami, kami duduk berjejer di kursi 6. Saya duduk persis di belakang kursi supir. Belum sempat jalan itu angkot, tiba-tiba sang supir muda itu menggeser kursi yang menjadi pengganjal pintu, kemudian menutup pintu angkot tersebut. Saya diam. Saya hanya bingung dengan apa yang supir ini lakukan. Masih menjaga diri dan pikiran, "husnuzhon, Ngai". Sang Ibu, agaknya terlihat panik. Segera ia menanyakan kepada sang Supir dengan nada 'galak', "kenapa di tutup bang ?!" Ternyata eh ternyata, Si abang pengen 'nyolek' mesin mobilnya. Maklum, angkot tua, kalo berenti dikit langsung pengen di colek biar bisa nyala lagi.

Sejurus kemudian, pintu angkot kembali di buka, posisi bangku pun dikembalikan ke asalnya, dan abang angkot mengemudikan angkotnya. Tak lama setelah itu, naiklah 2 orang pemuda. 1 orang membawa gitar, duduk di kursi pengganjal pintu, 1 orang lagi, duduk di kursi 4 yang posisinya 'mepet' pintu. Otomatis, keduanya menutup akses pintu. Perjalanan pun di lanjutkan. belum lama mobil itu meluncur, sang Ibu turun bersama anaknya. Sebelum sampai di bibir pintu, sang Ibu membisikkan saya dan seorang panitia lain yang duduk di samping saya, "hati-hati, dek! BAHAYA !!!"

Jelas, kami berdua spontan saling berpandangan. Deg-Deg-an.

kami yang awalnya sedang asyik mengobrol, diam seketika. saya membisikkan 1 kata ke telinganya, "Tasbih!" (suruh dzikir maksudnya). Kemudian jadi pesan berantai ke panitia lainnya.

Kemudian dia, panitia yang duduk di samping saya mengatakan, "Ka, kasih aja nasi kuning yang kita bawa." Kebetulan, saat itu kami membawa banyak bungkusan nasi sisa acara.
"oh iyaa, yaudah!"

dialog itu pun di buka :
"Bang, mau nasi kuning gak ?"
sambil menyodorkan bungkusan nasi.
"wah, boleh boleh."
"ada lagi gak?" tanya pemuda yang membawa gitar.
"ada kok"

Setelah itu, mereka turun dari angkot!

Ah, entahlah mereka sebenarnya akan melakukan tindak kriminal atau tidak. yang penting, ada satu ibroh yang saya dapat :

"Andai orang-orang yang memiliki kelebihan harta/materi mau bersedekah, mau berbagi, niscaya tindak kriminalitas akan dapat di minimalisir. Insyaa Allah"

No comments:

Post a Comment