jadi inget dulu. ternyata memberanikan diri untuk mengambil keputusan berjilbab bukanlah hal yang mudah. ya sangat sulit bahkan. terlalu banyak hal yang dikhawatirkan, dicemaskan, dan berbagai bayangan menyeramkan bahwa berjilbab itu benar-benar suatu hal yang mengubah hidup..bukan sekadar mengubah penampilan.
bahkan aku membutuhkan waktu 3 tahun untuk benar-benar merealisasikan niat yang hanya sampai di bibir saja kala itu. ya tiga tahun !! terombang-ambing oleh hasrat yang ingin mengenakan jilbab tapi setan senantiasa membisikkan keragu-raguannya..masih teringat dulu aku sempat memotong kaos olahragaku yang sengaja
kubeli lengan panjang agar aku menutup aurat. ah bodohnya di kelas 3 aku memotongnya menjadi lengan pendek. yang dengan itu berarti kuputuskan "aku tidak berjilbab", "aku belum siap untuk berjilbab"
sekalipun saat itu aku adalah anak rohis di sekolah, sekalipun seringkali pembahasan jilbab digencarkan, tapi tak juga hati ini terketuk. tak juga sadar..sadar bahwa itu ialah kewajiban tanpa toleransi.
dulu setiap kali reoni SD, bertemu dengan sahabat-sahabatku, aku malu..karena diantara kami hanya aku yang belum berjilbab. ya maklum kami lulusan SD islam..dan kebanyakan dari mereka meneruskan ke sekolah islam pula, bahkan ada yang masuk pesantren. aku ?? aku masuk sekolah negeri yang anak-anaknya fashion banget. ah subhanallah sekali tiap kali berkumpul bersama mereka, mereka benar-benar taat agama. aku benar-benar merasa nyaman dan tenang bila bersama dengan mereka. meski aku seakan paling kerdil agama di antara mereka.
3 tahun berlalu, aku harus memasuki dunia abu-abu. ya ABU-ABU !!
disinilah aku menemukan titik terang dalam hidupku. ya terang. teraaang sekali. aku memang sudah berniat untuk menutup auratku di masa abu-abu ini. tapi ya memang setan, nggak pernah bosen bisik-bisikin..
ketika MOS aku melihat hanya beberapa perempuan saja yang mengenakan jilbab. ya termasuk aku di dalamnya. tapi aku menyesal. pikirku, kalau tau gini aku juga ga usah jilbaban deh. ya begitulah..niat yang nggak bener-bener tulus emang gampang banget cengklak di tengah jalan. tapi pada hari rabu, seluruh akhwat angkatanku dikumpulkan di masjid..di beri penyuluhan untuk berjilbab. hingga keesokan harinya jumlah akhwat yang berjilbab meningkat. lebih dari 50%. pikirku, nah baru nih adil. haha.
hari demi hari berganti..
jilbabku sama sekali tidak menutup dada..hanya menutup sampai leher dan pundak saja. lucu tiap kali melihat foto-foto kelas satu awal dulu..jilbab yang benar-benar pendek !!
hingga dipertengahan semester aku mulai mencoba menggunakan jilbab segitiga. tidak lebar. hanya sepundak saja tapi sudah mulai menutupi dada. dan transparan bangaat !!
seiring berjalannya waktu..niatku berjilbab kubenahi. bukan lagi niat ecek-ecek. semakin lurus.
naik semester 2..
aku mulai melebarkan jilbabku. tapi lucunya tidak ku double sehingga semakin transparan saja. sampai ada seorang teman mengatakan, " percuma ngai jilbab lebar kalo transparan gitu !"
cukup membuatku berpikir. ah iya benar juga.
naik kelas dua. setelah TA. aku benar-benar membenahi jilbabku. aku mulai membeli jilbab yang tebal dan lebar. aku mulai mendoublenya. namun tetap perlahan. tidak serta merta lebar. masih teringat dalam otakku, sempat aku bertanya pada seorang teman, "mungkin nggak ya suatu saat nanti..jilbab gue kayak kakak-kakaknya tuh selebar itu".
"mungkin" jawab temanku. tapi aku menyangkal "ah nggak mungkin, malu"
tapi pada kenyataannya jilbab itu semakin lebar. hari ini..apa yang kunyatakan tidak mungkin teryata menjadi mungkin.
dulu hanya kututup aurat di sekolah dan jika pergi jauh dari rumah. radius 5-20 meter aku masih berani keluar rumah tanpa jilbab. itu berlangsung hingga ramadhan kemarin. ya aku full mengenakan jilbab baru ramadhan kemarin. aku ingat pertanyaan salah seorang temanku, "lo kalo dirumah make kerudung ga ?" jawab "ngga" terus tuh orang nanya lagi " lah terus kalo ada tamu laki-laki?"
ah masya Allah pertanyaan itu cukup buat nyadarin aku. kian hari tiap kali keluar tanpa menutup aurat, aku merasa malu. kian hari semakin malu jika auratku nampak dan dilihat orang yang bukan mahramku. semakin malu dan semakin malu. hingga aku merasa ada bagian yang hilang..ada sesuatu yang kurang..ketika aku tidak menutup sempurna auratku. ada yang hilang...
alhamdulillah..
puji syukur atas nikmat Allah yang memberiku rasa malu..
alhamdulillah..
puji syukur kepada Allah yang telah menyadarkan aku tentang jilbab ini..
alhamdulillah..
sekarang aku sangat nyaman dengan ini
alhamdulillah..
aku merasa ini bukti kasih sayangNya kepadaku
alhamdulillah..
aku mengerti ini bukti penjagaanNya padaku
:) :) :)
bahkan aku membutuhkan waktu 3 tahun untuk benar-benar merealisasikan niat yang hanya sampai di bibir saja kala itu. ya tiga tahun !! terombang-ambing oleh hasrat yang ingin mengenakan jilbab tapi setan senantiasa membisikkan keragu-raguannya..masih teringat dulu aku sempat memotong kaos olahragaku yang sengaja
kubeli lengan panjang agar aku menutup aurat. ah bodohnya di kelas 3 aku memotongnya menjadi lengan pendek. yang dengan itu berarti kuputuskan "aku tidak berjilbab", "aku belum siap untuk berjilbab"
sekalipun saat itu aku adalah anak rohis di sekolah, sekalipun seringkali pembahasan jilbab digencarkan, tapi tak juga hati ini terketuk. tak juga sadar..sadar bahwa itu ialah kewajiban tanpa toleransi.
dulu setiap kali reoni SD, bertemu dengan sahabat-sahabatku, aku malu..karena diantara kami hanya aku yang belum berjilbab. ya maklum kami lulusan SD islam..dan kebanyakan dari mereka meneruskan ke sekolah islam pula, bahkan ada yang masuk pesantren. aku ?? aku masuk sekolah negeri yang anak-anaknya fashion banget. ah subhanallah sekali tiap kali berkumpul bersama mereka, mereka benar-benar taat agama. aku benar-benar merasa nyaman dan tenang bila bersama dengan mereka. meski aku seakan paling kerdil agama di antara mereka.
3 tahun berlalu, aku harus memasuki dunia abu-abu. ya ABU-ABU !!
disinilah aku menemukan titik terang dalam hidupku. ya terang. teraaang sekali. aku memang sudah berniat untuk menutup auratku di masa abu-abu ini. tapi ya memang setan, nggak pernah bosen bisik-bisikin..
ketika MOS aku melihat hanya beberapa perempuan saja yang mengenakan jilbab. ya termasuk aku di dalamnya. tapi aku menyesal. pikirku, kalau tau gini aku juga ga usah jilbaban deh. ya begitulah..niat yang nggak bener-bener tulus emang gampang banget cengklak di tengah jalan. tapi pada hari rabu, seluruh akhwat angkatanku dikumpulkan di masjid..di beri penyuluhan untuk berjilbab. hingga keesokan harinya jumlah akhwat yang berjilbab meningkat. lebih dari 50%. pikirku, nah baru nih adil. haha.
hari demi hari berganti..
jilbabku sama sekali tidak menutup dada..hanya menutup sampai leher dan pundak saja. lucu tiap kali melihat foto-foto kelas satu awal dulu..jilbab yang benar-benar pendek !!
hingga dipertengahan semester aku mulai mencoba menggunakan jilbab segitiga. tidak lebar. hanya sepundak saja tapi sudah mulai menutupi dada. dan transparan bangaat !!
seiring berjalannya waktu..niatku berjilbab kubenahi. bukan lagi niat ecek-ecek. semakin lurus.
naik semester 2..
aku mulai melebarkan jilbabku. tapi lucunya tidak ku double sehingga semakin transparan saja. sampai ada seorang teman mengatakan, " percuma ngai jilbab lebar kalo transparan gitu !"
cukup membuatku berpikir. ah iya benar juga.
naik kelas dua. setelah TA. aku benar-benar membenahi jilbabku. aku mulai membeli jilbab yang tebal dan lebar. aku mulai mendoublenya. namun tetap perlahan. tidak serta merta lebar. masih teringat dalam otakku, sempat aku bertanya pada seorang teman, "mungkin nggak ya suatu saat nanti..jilbab gue kayak kakak-kakaknya tuh selebar itu".
"mungkin" jawab temanku. tapi aku menyangkal "ah nggak mungkin, malu"
tapi pada kenyataannya jilbab itu semakin lebar. hari ini..apa yang kunyatakan tidak mungkin teryata menjadi mungkin.
dulu hanya kututup aurat di sekolah dan jika pergi jauh dari rumah. radius 5-20 meter aku masih berani keluar rumah tanpa jilbab. itu berlangsung hingga ramadhan kemarin. ya aku full mengenakan jilbab baru ramadhan kemarin. aku ingat pertanyaan salah seorang temanku, "lo kalo dirumah make kerudung ga ?" jawab "ngga" terus tuh orang nanya lagi " lah terus kalo ada tamu laki-laki?"
ah masya Allah pertanyaan itu cukup buat nyadarin aku. kian hari tiap kali keluar tanpa menutup aurat, aku merasa malu. kian hari semakin malu jika auratku nampak dan dilihat orang yang bukan mahramku. semakin malu dan semakin malu. hingga aku merasa ada bagian yang hilang..ada sesuatu yang kurang..ketika aku tidak menutup sempurna auratku. ada yang hilang...
alhamdulillah..
puji syukur atas nikmat Allah yang memberiku rasa malu..
alhamdulillah..
puji syukur kepada Allah yang telah menyadarkan aku tentang jilbab ini..
alhamdulillah..
sekarang aku sangat nyaman dengan ini
alhamdulillah..
aku merasa ini bukti kasih sayangNya kepadaku
alhamdulillah..
aku mengerti ini bukti penjagaanNya padaku
:) :) :)
Anjasss,,Istiqomah:)
ReplyDelete