Tuesday 1 February 2011

Kisah-kisah kepemimpinan Khalifah Umar Bin Khattab

Umar yang takut terhadap amanah.
Pada suatu pagi, Umar terlihat berjalan terengah-engah sambil menuntun seekor unta milik baitul maal (harta negara), rupanya unta ini tela hterlepas dari penambatnya dan melarikan diri.
Seorang penduduk kota Madinah yang keheranan bertanya "Mengapatidak engkau suruh saja salah seorang anak buahmu untuk menangkap kembali unta itu? Mengapa seorang khalifah sepertimu harus turun tangan sendiri?".
Umar menjawab, "Aku tidak mau nantinya berdiri di hadapan Allah dengan predikat sebagai seorang pemimpin yang telah menyia-nyiakan harta rakyat..."

Menjadi seorang pemimpin juga harus dan wajib menerima kritikan. Tidak ada manusia yang sempurna. Tidak terkecuali Umar. Beliau adalah seorang pemimpin yang gagah berani dan seorang yang ditakuti serta disegan ibanyak orang.
Di hadapan rakyat, Umar berkata dalam pidato pertamanya setelah dilantik menjadi Khalifah.
"Apakah kalian semua akan mentaati semua keputusanku sebagai khalifah?"
"Wahai Umar, kami bersumpah setia untuk melaksanakan semua keputusanmu selama engkau berada di jalan Allah dan Rasul-NYA", rakyat menyambut perkataan Umar.
"Tapi jika aku keluar dari jalan Allah dan Rasul-NYA, apakah yang akan kalian lakukan?"
Seorang laki laki serta merta melompat keluar dari barisan sambil menghunus pedangnya dan berteriak, "WahaiUmar, kami akan mengajak engkau untuk kembali ke jalan Allah danRasul-NYA, kami akan meluruskanmu kembali dengan pedang ini jika perlu..."
Kemudian Umar langsung turun dan memeluk laki-laki yang membawa pedang itu seraya bersyukur karena rakyatnya tidak takut kepadanya dan ma umengkritiknya.
Jikakita melakukan apa yang seperti telah dilakukan oleh laki laki itu dihadapan para pemimpin yang berkuasa saat ini, tentu kita sudah tinggal nama karena tembak ditempat oleh pasukan pengawal. Jangankan mengingatkan pemimpin dengan senjata, mengingatkan pemimpin dengan kata kata saja bisa masuk penjara dengan tuduhan menghina simbol simbol negara. Mengapa pemimpin negara kita ini sangat alergi dengan kritikan??

dan perhatikan dan tauladani juga kisah Umar yang berikut ini,

kisah tentang kasih sayang Umar terhadap rakyatnya.
Inilah cerita tentang ibu yang memasak batu untuk menipu anak anaknya yang sedang kelaparan. Suatu malam Umar bersama Aslam salah seorang ajudannya menyamar untuk melakukan inspeksi keluar masuk kampung untuk melihat kondisi rakyatnya. Di salah satu sudut kampung terdengarlah rintihan pilu anak-anak yang sedang menangis, dan di sana Umarmenemukan seorang ibu yang sedang memasak sesuatu di tungkunya.
"Wahai ibu, anak-anak mu kah yang sedang menangis itu? Apa yang terjadi dengan mereka?"
"Mereka adalah anak anakku yang sedang menangis karena kelaparan", jawab sang Ibu sambil meneruskan pekerjaannya memasak.
Setelah memperhatikan sekian lama, Umar dan Aslam keheranan karena masakan sangibu tidak juga kunjung siap sementara tangisan anak-anaknya semakin memilukan. "Wahai Ibu, apa yang engkau masak? Mengapa tidak juga kunjung siap untuk anak anakmu yang kelaparan?"
"Engkau lihatlah sendiri..."
Alangkah terkejutnya Umar ketika melihat bahwa yang sedang di masak sang ibu adalah setumpuk batu. "Engkau memasak batu untuk anak anakmu?"
"Inilah kejahatan pemerintahan Umar Bin Khattab."
Rupanya sang ibu tidak mengenali siapa yang sedang berdiri di hadapannya.
"Wahaiorang asing, aku adalah seorang janda, suamiku syahid di dalam perangmembela agama dan negara ini, tapi lihatlah apa yang telah dilakukan Umar, dia sama sekali tidak peduli dengan kami, dia telah melupakan kami yang telah kehilangan kepala rumah tangga pencari nafkah. Hari inikami tidak memiliki makanan sedikitpun, aku telah meminta anak-anakkuuntuk berpuasa, dengan harapan saat berbuka aku bisa mendapatkan uanguntuk membeli makanan... tapi rupanya aku telah gagal mendapatkan uang...memasak batu aku lakukan untuk mengalihkan perhatian anak anakku agar melupakan laparnya... Sungguh Umar Bin Khattab tidaklah layak menjadi seorang pemimpin, dia hanya memikirkan dirinya sendiri."
Aslam sang ajudan hendak bergerak untuk menegur sang sang Ibu, hendak memperingatkan dengan siapa dia sedang berbicara saat ini. Tapi Uma rsegera melarangnya dan serta merta mengajaknya untuk pulang. Bukannya langsung beristirahat, Umar segera mengambil satu karung gandum dan dipikulnya sendiri untuk diberikan kepada sang Ibu.
Beratnya beban karung gandum membuat Umar berjalan terseok-seok, nafasnya tersengah-engah dan keringat mengalir deras di wajahnya. Aslam yang melihat ini segera berkata, "Wahai Amirul Mukminin, biarlah saya saja yang membawa karung gandum itu..."
Umar memandang Aslam sang ajudan, "WahaiAslam! Apakah engkau ingin menjerumuskan aku ke neraka? Hari ini mungkin saja engkau mau menggantikan aku memikul beban karung ini, tapiapakah engkau mau menggantikan aku untuk memikulnya di hari pembalasankelak?"
Masihbanyak lagi kisah kisah Umar bin Khatab yang lainnya. Beliau adalah satu dari beberapa contoh pemimpin muslim adil yang amat menjunjung tinggi ajaran Rasulnya dan takut terhadap tanggung jawabnya kepadaAllah.

subhanallah..
masih adakah pemimpin dan pejabat yang seperti ini di Indonesia ??
negaraku yang notabenenya surga dunia..
"surga dunia untuk para pejabatnya saja !!!"

ya Allah..padahal negaraku adalah negara dengan penduduk islamnya terbanyak di seluruh dunia
tapii tak ada penerapan islami dalam pemerintahan dan kesehariannya

mereka..lebih mementingkan kehidupan dunia.
mereka lupa bahwa kepemimpinan mereka akan di pertanggung jawabkan dihadapanMu ya Allah

untaian kata dalam Undang-Undang Dasar 1945 begitu indah
tapi realisasinya ???

1 comment:

  1. oia,, ceritakan tentang sahabat2 Rasulullah Saw yg lainya dong,,,

    ReplyDelete